Jakarta, odishanewsinsight.com – Di antara deretan makanan khas India yang mendunia, Chicken Tikka Masala menempati tempat yang sangat spesial. Ini bukan hanya soal ayam yang direndam bumbu dan dimasak dengan saus tomat berbumbu. Lebih dari itu, Chicken Tikka Masala adalah hasil percampuran budaya, adaptasi selera, dan simbol dari bagaimana makanan bisa menjadi jembatan antar bangsa.
Uniknya, meskipun disebut-sebut sebagai masakan khas India, banyak ahli kuliner percaya bahwa Chicken Tikka Masala justru lahir di Inggris. Ya, kamu tidak salah dengar. Beberapa sejarawan makanan mencatat bahwa hidangan ini diciptakan oleh imigran asal Asia Selatan di Britania Raya, yang berusaha menyesuaikan rasa makanan India dengan selera lokal orang Inggris yang gemar saus krim dan tomat.
Kisah yang cukup sering diceritakan (meskipun masih diperdebatkan) datang dari sebuah restoran di Glasgow, Skotlandia, pada tahun 1960-an. Seorang pelanggan merasa ayam tandoori terlalu kering, lalu meminta saus tambahan. Sang koki, konon, mencampur yogurt, krim, dan saus tomat lalu menyiramkannya ke atas ayam bakar. Lahirlah Chicken Tikka Masala. Legenda urban? Bisa jadi. Tapi cerita ini telah menjadi bagian dari aura mistis Chicken Tikka Masala di mata penggemarnya.
Dari Dapur Tradisional ke Restoran Internasional

Ketika berbicara soal Chicken Tikka Masala, kita tak bisa mengabaikan pengaruh diaspora Asia Selatan yang kuat di berbagai negara. Masakan ini perlahan menyusup ke restoran-restoran India di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan tentu saja Eropa. Di Inggris sendiri, hidangan ini sempat disebut sebagai “true British national dish” oleh mantan Perdana Menteri Jack Straw.
Chicken Tikka Masala bukan hanya makanan, tapi simbol penerimaan budaya. Ia memperlihatkan bagaimana selera lokal bisa menemukan titik temu dengan bumbu rempah India yang khas. Tidak sepedas vindaloo, tidak seberminyak butter chicken, tapi cukup lembut dan kaya rasa untuk diterima oleh lidah manapun.
Dapur rumah tangga pun mulai mengadopsi hidangan ini. Di banyak keluarga urban, terutama di kota-kota besar Indonesia, Chicken Tikka Masala sering hadir sebagai menu akhir pekan. Apalagi dengan banyaknya supermarket yang kini menjual pasta masala siap pakai, proses memasaknya pun semakin mudah.
Namun tentu saja, pengalaman terbaik tetaplah saat menyantapnya langsung dari tangan koki yang paham betul cara menyeimbangkan rasa: asam tomat, manis krim, pedas cabai, dan aroma hangat dari rempah seperti jintan, ketumbar, dan kapulaga.
Rahasia Rasa: Mengapa Chicken Tikka Masala Bikin Ketagihan?
Apa yang membuat hidangan ini begitu istimewa? Jawabannya bisa jadi ada pada lapisan rasa yang bertumpuk, yang masing-masing memikat dalam cara yang berbeda. Dari gigitan pertama, kamu langsung disambut dengan sensasi panggangan ayam tandoori—tekstur luar yang sedikit hangus namun juicy di dalam. Ayam ini sebelumnya sudah direndam dalam yogurt dan rempah selama berjam-jam.
Lalu datanglah sausnya. Saus Chicken Tikka Masala bukan saus tomat biasa. Ia dibuat dari campuran bawang bombay yang ditumis hingga karamel, tomat yang dimasak lama hingga kental, rempah-rempah khas India (garam masala, kunyit, jinten, jahe, bawang putih), dan krim kental. Beberapa versi modern bahkan menambahkan kacang mete halus untuk memberikan tekstur lebih creamy dan rasa sedikit manis.
Satu porsi Chicken Tikka Masala yang disajikan panas dengan naan atau basmati rice adalah pengalaman kuliner lengkap: ada tekstur, ada rasa gurih, ada pedas yang tidak memaksa, dan ada aroma eksotik yang menggoda.
Anekdot menarik datang dari seorang temanku di Jakarta yang bekerja sebagai konsultan. Setiap kali dia mengalami hari buruk, dia memesan Chicken Tikka Masala dari restoran langganan. Katanya, “ini comfort food gue yang nggak pernah ngecewain. Rasanya kayak pelukan hangat.”
Chicken Tikka Masala di Indonesia: Adaptasi dan Cinta Baru
Walau tidak setenar rendang atau nasi goreng, Chicken Tikka Masala perlahan tapi pasti mulai mendapat tempat di hati pecinta kuliner Indonesia. Di kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Bali, restoran India mulai menjadikan menu ini sebagai “pintu masuk” bagi orang-orang yang baru mengenal masakan India.
Beberapa restoran bahkan membuat versi “Indonesianized” dengan menyesuaikan tingkat kepedasan dan mengurangi takaran krim agar lebih sesuai dengan selera lokal. Di beberapa tempat, sausnya lebih encer, dan ayamnya diganti dengan daging ayam kampung agar terasa lebih akrab di lidah.
Meski demikian, yang menarik adalah bagaimana masyarakat urban, khususnya Gen Z dan Milenial, justru tertarik dengan otentisitas rasa. Banyak dari mereka yang rela mencoba versi originalnya karena ingin merasakan langsung pengalaman seperti yang digambarkan dalam film, serial, atau konten YouTube para food vlogger.
Bahkan, Chicken Tikka Masala mulai sering tampil dalam festival makanan, acara kuliner tematik, dan menu kolaborasi. Ada satu gerai di Kemang yang pernah menggabungkan Chicken Tikka Masala dengan pizza tipis. Hasilnya? Meledak di TikTok dan sold out dalam dua hari.
Fenomena ini menandakan satu hal: selera masyarakat Indonesia semakin terbuka dan berani mengeksplorasi.
Memasak Sendiri: Petualangan Rasa di Dapurmu
Bagi banyak orang, Chicken Tikka Masala terdengar seperti hidangan yang hanya bisa dipesan di restoran mewah. Tapi sebenarnya, jika kamu punya semangat bereksperimen dan sedikit kesabaran, kamu bisa membuatnya sendiri di rumah. Dan percayalah, proses memasaknya sama menyenangkannya dengan saat menyantap hasil akhirnya.
Langkah pertamanya adalah merendam ayam dalam campuran yogurt, air jeruk lemon, bawang putih, jahe, dan garam masala minimal 4 jam. Semakin lama, semakin meresap. Kemudian ayam dipanggang atau dibakar hingga setengah matang.
Sementara itu, kamu bisa menyiapkan saus: tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum, masukkan tomat dan rempah-rempah, masak sampai mengental, lalu tambahkan krim dan kacang mete yang sudah dihaluskan.
Setelah saus mendidih, masukkan ayam panggang, aduk perlahan, dan biarkan mendidih dengan api kecil selama 15–20 menit. Sajikan dengan nasi basmati atau roti naan.
Menariknya, banyak chef rumahan yang akhirnya jatuh cinta dengan proses ini. Salah satu teman kantorku bahkan membuka usaha frozen Chicken Tikka Masala yang dikirim ke berbagai kota. Katanya, orang Indonesia suka makanan berbumbu kuat, jadi hidangan ini cocok banget jadi produk rumahan.
Chicken Tikka Masala dan Makna Kuliner Global
Lebih dari sekadar hidangan, Chicken Tikka Masala adalah simbol dari globalisasi rasa. Ia memperlihatkan bagaimana makanan bisa melintasi batas negara, disesuaikan, lalu dicintai tanpa kehilangan jati dirinya.
Dalam dunia kuliner modern, keberagaman seperti ini adalah kekuatan. Dan Chicken Tikka Masala, dengan seluruh kisah di baliknya, adalah contoh paling lezat dari bagaimana adaptasi bisa menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari sekadar resep.
Sebagian orang mungkin melihat makanan hanya sebagai pengisi perut. Tapi kalau kita mau jujur, setiap suapan Chicken Tikka Masala membawa cerita panjang—tentang imigrasi, penerimaan budaya, dan kreativitas yang lahir dari keterbatasan.
Di tengah dunia yang semakin terhubung ini, Chicken Tikka Masala mengajarkan kita bahwa perbedaan bisa berpadu jadi sesuatu yang harmonis. Rasa gurihnya jadi pengingat bahwa kolaborasi lintas budaya bisa sesukses hidangan yang satu ini.
Dan siapa tahu, mungkin di masa depan akan ada versi khas Indonesia—Chicken Tikka Masala dengan sentuhan kecombrang atau sambal matah. Siapa yang berani melawan rasa kalau sudah semantap itu?
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel Dari: Bakwan Jagung: Camilan Gurih yang Selalu Menggoda
