Fri. Dec 5th, 2025
Qingtuan

JAKARTA, odishanewsinsight.com – Dalam dunia kuliner Asia, ada banyak hidangan yang bukan sekadar makanan, tetapi juga warisan budaya. Salah satunya adalah Qingtuan, kue ketan hijau asal Tiongkok yang sering muncul saat Festival Qingming. Kudapan ini terbuat dari tepung ketan bercampur jus tanaman hijau, lalu diisi pasta kacang merah manis atau isian gurih sesuai tradisi daerah.

Bagi masyarakat Tiongkok,Qingtuan lebih dari sekadar penganan. Ia menjadi simbol penghormatan leluhur sekaligus tanda hadirnya musim semi. Di beberapa kota besar, seperti Shanghai dan Hangzhou,Qingtuan bahkan dianggap ikon kuliner yang mempertemukan masa lalu dengan masa kini.

Tips Membuat Qingtuan yang Lezat

Qingtuan

  1. Gunakan tepung ketan berkualitas baik agar teksturnya lembut dan tidak terlalu keras.

  2. Pilih pewarna alami hijau dari mugwort (ai cao), barley grass, atau daun pandan sebagai alternatif modern. Jangan gunakan pewarna sintetis jika ingin hasil lebih sehat.

  3. Isi dengan pasta kacang merah halus yang manisnya seimbang. Bisa juga diganti cokelat atau keju bila ingin versi modern.

  4. Uleni adonan hingga kalis agar hasil kukusan kenyal dan tidak mudah pecah.

  5. Olesi tangan dengan sedikit minyak saat membentuk bola adonan supaya tidak lengket.

  6. Kukus dengan api sedang agar matang merata dan warnanya tetap cerah.

  7. Sajikan hangat untuk rasa terbaik, karena teksturnya akan lebih lembut dan aromanya lebih wangi.

Bahan-Bahan Qingtuan (Versi Tradisional)

  • 200 gram tepung ketan

  • 100 ml jus mugwort / barley grass / daun pandan (untuk warna hijau alami)

  • 30 gram gula pasir (opsional untuk adonan)

  • 2 sdm minyak sayur

  • 150 gram pasta kacang merah (isian tradisional)

  • Daun pisang / kertas roti (untuk alas saat mengukus)

Qingtuandalam Budaya Kuliner Tiongkok

Qingtuan bukan hanya soal rasa, melainkan juga bagian dari narasi budaya. Festival Qingming, yang identik dengan ziarah leluhur, hampir selalu ditemani oleh kue hijau ini. Banyak keluarga di pedesaan membuatQingtuan secara bersama-sama, menjadikannya tradisi turun-temurun yang mempererat hubungan generasi.

Media kuliner Tiongkok pernah menuliskan bahwaQingtuan menjadi simbol keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur. Daun hijau yang digunakan merepresentasikan musim semi, sementara ketan melambangkan kelekatan keluarga. Filosofi sederhana ini membuatQingtuan lebih bermakna dibanding sekadar camilan.

Anekdot dan Popularitas Qingtuan

Ada cerita menarik dari seorang mahasiswa Indonesia yang belajar di Shanghai. Awalnya ia mengiraQingtuan hanyalah kue biasa berwarna hijau. Namun setelah mencicipinya di festival kampus, ia langsung jatuh cinta dengan teksturnya yang lembut dan rasa kacang merah yang manis. Sejak itu, setiap musim semi tiba, ia selalu menungguQingtuan hadir di kantin universitas.

PopularitasQingtuan kini meluas ke berbagai negara. Restoran Tiongkok modern di Jakarta, Singapura, hingga New York mulai memasukkanQingtuan ke menu mereka. Kehadiran kue ini menjadi penghubung budaya, membawa cita rasa tradisional Tiongkok ke meja makan dunia.

KesimpulanQingtuan

Qingtuan membuktikan bahwa makanan tradisional bisa terus relevan meski zaman berubah. Dengan cita rasa khas, makna budaya yang dalam, dan inovasi modern,Qingtuan tetap bertahan sebagai ikon kuliner Tiongkok.

Bagi pecinta kuliner, mencobaQingtuan bukan hanya soal mencicipi makanan, tetapi juga memahami sejarah, tradisi, dan filosofi hidup masyarakat Tiongkok. Kue hijau sederhana ini mengajarkan bahwa makanan bisa menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini.

Baca juga konten dengan artikel terkait tentang: Food

Baca juga artikel lainnya: Hua Juan: Roti Kukus Tradisional dengan Sentuhan Modern

Author

By siti