Jakarta, odishanewsinsight.com – Sebuah sore di Napoli, Italia, seorang pedagang jalanan pada abad ke-18 memanggang adonan pipih dengan topping sederhana: tomat, minyak zaitun, dan bawang putih. Hidangan itu murah, mengenyangkan, dan digemari para pekerja. Tak disangka, makanan jalanan ini kelak akan dikenal sebagai salah satu warisan kuliner paling populer di dunia: pizza Italia.
Pizza Italia bukan sekadar makanan, melainkan simbol budaya. Asal-usulnya erat kaitan dengan masyarakat kelas pekerja di Italia Selatan yang membutuhkan makanan cepat, terjangkau, namun tetap lezat. Seiring waktu, pizza berevolusi. Saat Ratu Margherita dari Savoy mengunjungi Napoli pada 1889, ia disuguhi pizza dengan warna merah (tomat), putih (mozzarella), dan hijau (basil). Kombinasi ini melambangkan bendera Italia. Pizza itu kemudian dinamai Pizza Margherita, dan sejak saat itu pizza naik derajat: dari makanan rakyat jelata menjadi kebanggaan nasional.
Di awal abad ke-20, migrasi orang Italia ke Amerika membawa pizza ke benua baru. Di New York dan Chicago, pizza mendapat adaptasi lokal: lebih besar, lebih tebal, lebih berlemak. Meski berbeda dari versi aslinya, popularitasnya justru semakin meledak. Kini, hampir setiap kota di dunia punya restoran pizza, dari gerai cepat saji hingga restoran autentik ala Italia.
Seorang turis asal Indonesia yang berkunjung ke Napoli pernah berkata, “Makan pizza di sini rasanya berbeda, lebih sederhana tapi jujur. Saya baru tahu ternyata pizza asli Italia tidak seramai yang sering saya lihat di iklan.” Komentar ini menegaskan bahwa pizza Italia tetap punya pesona unik yang tak bisa ditiru begitu saja.
Filosofi di Balik Pizza Italia – Sederhana Tapi Elegan

Salah satu keunggulan pizza Italia adalah kesederhanaannya. Orang Italia percaya, kualitas bahan jauh lebih penting daripada kuantitas topping. Filosofi ini membuat pizza Italia berbeda dengan versi internasional.
1. Adonan (Dough)
Adonan pizza Italia dibuat dari tepung gandum, air, garam, dan ragi alami. Proses fermentasi lambat selama 24–48 jam menghasilkan tekstur renyah di luar, lembut di dalam.
2. Saus Tomat
Tomat segar dari daerah Campania (seperti San Marzano) sering dianggap yang terbaik. Saus dibuat sederhana, hanya dengan sedikit garam, minyak zaitun, dan kadang bawang putih.
3. Keju
Mozzarella di Bufala (dari susu kerbau) menjadi ciri khas pizza asli Napoli. Teksturnya creamy dengan rasa khas yang sulit tergantikan.
4. Topping
Alih-alih menumpuk berbagai bahan, pizza Italia biasanya hanya menggunakan 2–3 topping berkualitas. Basil segar, prosciutto, jamur, atau artichoke menjadi pilihan populer.
5. Cara Memanggang
Pizza tradisional dipanggang dalam oven kayu pada suhu sekitar 450–500°C. Hanya dalam 90 detik, pizza matang dengan pinggiran sedikit gosong yang memberi aroma khas.
Anekdot menarik datang dari seorang koki muda di Roma yang berkata, “Kalau topping terlalu banyak, kamu tidak lagi makan pizza, tapi salad di atas roti.” Kalimat ini mencerminkan filosofi pizza Italia yang menekankan keseimbangan rasa.
Ragam Pizza Italia yang Melegenda
Pizza Italia tidak hanya satu jenis. Ada berbagai variasi regional yang membuat kuliner ini semakin kaya.
1. Pizza Napoletana
Pizza asli dari Napoli yang mendapat pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya takbenda. Ciri khasnya: adonan tipis, pinggiran mengembang, topping sederhana (tomat, mozzarella, basil).
2. Pizza Margherita
Versi ikonik dengan warna bendera Italia. Simbol nasionalisme sekaligus favorit sepanjang masa.
3. Pizza Marinara
Lebih sederhana dari Margherita, hanya tomat, bawang putih, oregano, dan minyak zaitun. Cocok bagi pecinta rasa murni.
4. Pizza Romana
Dari Roma, dengan adonan lebih tipis dan renyah. Biasanya diberi topping anchovy atau keju pecorino.
5. Pizza Siciliana
Berbentuk kotak dengan adonan tebal. Topping-nya bisa beragam, mulai dari tomat hingga ikan asin.
6. Calzone
“Pizza lipat” khas Italia Selatan, diisi keju, daging, atau sayuran, lalu dipanggang hingga matang.
Setiap kota di Italia punya kebanggaan masing-masing. Seorang turis yang mencicipi pizza di Napoli dan Roma sekaligus mengaku bingung memilih favorit. “Yang satu lembut dan juicy, yang lain tipis dan renyah. Dua-duanya enak dengan caranya sendiri.”
Pizza Italia dalam Budaya Populer
Pizza Italia kini tidak hanya sekadar makanan, tapi juga ikon budaya global.
1. Simbol Kebersamaan
Di banyak negara, pizza sering jadi pilihan saat berkumpul dengan keluarga atau teman. Pizza dibagi potongan demi potongan, mencerminkan kebersamaan.
2. Inspirasi Seni dan Film
Pizza muncul dalam berbagai film, kartun, hingga musik. Dari adegan pizza di film Eat Pray Love di Napoli hingga karakter kartun seperti Teenage Mutant Ninja Turtles yang terkenal doyan pizza.
3. Industri Miliaran Dolar
Restoran pizza mendunia. Ada dua tipe besar: restoran cepat saji internasional dan restoran lokal yang mempertahankan autentisitas Italia.
4. Diplomasi Kuliner
Pizza sering digunakan sebagai “diplomasi lunak” Italia. Banyak festival kuliner internasional menjadikan pizza sebagai ikon utama.
5. Tren Kuliner Fusion
Pizza kini hadir dalam berbagai versi fusion: pizza sushi, pizza rendang, hingga pizza durian. Meski menarik, banyak orang tetap percaya pizza Italia klasik tak bisa dikalahkan.
Cara Membuat Pizza Italia Ala Rumahan
Meski pizza Italia asli butuh oven khusus, bukan berarti tidak bisa dibuat di rumah.
Bahan Dasar:
-
500 gram tepung terigu protein tinggi
-
325 ml air hangat
-
10 gram garam
-
3 gram ragi kering
-
2 sdm minyak zaitun
-
Saus tomat segar
-
Mozzarella
-
Daun basil segar
Langkah Membuat:
-
Campur tepung, air, ragi, garam, dan minyak zaitun. Uleni hingga kalis.
-
Diamkan adonan selama 24 jam di lemari es.
-
Panaskan oven dengan suhu tinggi (250°C atau lebih).
-
Bentuk adonan tipis dengan tangan.
-
Tambahkan saus tomat, mozzarella, dan basil.
-
Panggang 7–10 menit hingga matang dengan pinggiran kecokelatan.
Seorang ibu rumah tangga di Jakarta bercerita bahwa ia membuat pizza Italia sederhana untuk anak-anaknya setiap akhir pekan. “Mereka selalu bilang, pizza buatan mama lebih enak daripada beli. Padahal resepnya cuma tomat, mozzarella, dan basil,” ujarnya sambil tertawa.
Tantangan dan Masa Depan Pizza Italia
Meski populer, pizza Italia menghadapi tantangan.
1. Komersialisasi Berlebihan
Banyak restoran cepat saji mengadaptasi pizza dengan topping berlebihan, membuatnya jauh dari tradisi asli.
2. Persaingan Global
Versi lokal dari berbagai negara semakin populer, misalnya pizza Amerika dengan ukuran besar dan adonan tebal.
3. Harga Bahan Berkualitas
Mozzarella asli dan tomat San Marzano sulit ditemukan di luar Italia, sehingga autentisitas pizza sulit dijaga.
4. Tren Kesehatan
Dengan kesadaran pola makan sehat, pizza sering dianggap makanan tinggi kalori. Namun, pizzaItalia yang sederhana justru bisa lebih sehat dibanding versi internasional yang penuh lemak.
Meski begitu, masa depan pizza Italia tetap cerah. Banyak restoran di seluruh dunia yang justru semakin menekankan keaslian, bahkan mendatangkan chef dari Napoli. Festival pizza internasional pun rutin digelar, memperkenalkan warisan kuliner ini ke generasi baru.
Kesimpulan
Pizza Italia adalah bukti bahwa kesederhanaan bisa menghasilkan kelezatan abadi. Dari jalanan Napoli hingga restoran mewah dunia, pizza telah menjadi simbol kebersamaan, kreativitas, dan warisan budaya yang mendunia.
Dengan adonan tipis, topping sederhana, dan cara memanggang tradisional, pizzaItalia tetap tak tergantikan meski banyak variasi baru bermunculan. Di era global, ia bukan hanya makanan, tetapi juga identitas budaya yang terus hidup dan dicintai banyak orang.
Pada akhirnya, makan pizza Italia bukan hanya soal rasa, tetapi pengalaman—merasakan sejarah, budaya, dan filosofi yang terkandung dalam setiap gigitannya.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel Dari: Sushi Jepang: Kuliner Klasik yang Menjadi Ikon Dunia
