JAKARTA, odishanewsinsight.com — Kalau lo pernah main ke daerah Bukittinggi atau Payakumbuh, pasti udah nggak asing lagi sama yang namanya Gulai Itiak Lado. Gue pertama kali nyobain pas diajak temen orang Minang, dan jujur aja, lidah gue langsung kaget tapi jatuh cinta. Rasanya tuh pedas, gurih, dan wangi banget dari bumbu rempahnya yang nendang. Beda banget sama gulai-gulai biasa yang pernah gue makan di tempat lain.
Gulai Itiak Lado biasanya dimasak pakai itik kampung yang dagingnya agak alot tapi kaya rasa. Setelah direbus dan dimasak dengan cabai hijau, serai, daun jeruk, dan santan, dagingnya jadi empuk banget, dan bumbunya meresap sempurna. Pedasnya juga nggak asal pedas, tapi punya karakter — ada aroma segar dari cabai hijau dan rasa gurih dari santan yang lembut.
Yang unik dari Gulai Itiak Lado ini adalah proses masaknya yang nggak bisa instan. Orang Minang biasanya masak ini lama banget supaya itiknya empuk dan kuahnya kental. Buat lo yang suka tantangan pedas, makanan ini wajib banget dicoba.
Kelezatan Gulai Itiak Lado yang Beda dari Masakan Lain
Gue udah makan banyak jenis gulai — dari gulai ayam, kambing, sampai ikan — tapi Gulai Itiak Lado punya keistimewaan sendiri. Pedasnya tuh khas, bukan yang langsung bikin lo keringetan doang, tapi pedas yang pelan-pelan nyusup dan ninggalin rasa gurih di lidah.
Selain itu, daging itik punya tekstur unik yang bikin gulai ini punya sensasi berbeda. Kalau ayam kan biasanya empuk dan lembut, nah, daging itik lebih kenyal dan punya aroma khas yang kuat. Pas dipadukan sama bumbu rempah Minang yang kompleks, rasanya jadi luar biasa.
Yang bikin gue kagum, orang Minang punya insting kuat dalam ngolah bumbu. Mereka bisa menyeimbangkan rasa pedas, gurih, dan sedikit asam dari jeruk nipis, sehingga tiap suapan Gulai Itiak Lado terasa harmonis di mulut.
Kelebihan Gulai Itiak Lado yang Wajib Lo Tahu
Pertama, cita rasanya itu ngangenin. Sekali nyobain, lo pasti pengen nambah lagi. Kedua, makanan ini cocok buat yang suka pedas dan pengen eksplor rasa masakan tradisional Indonesia yang kuat banget karakternya.
Selain soal rasa, Gulai Itiak Lado juga punya nilai budaya. Setiap rumah makan Padang yang autentik pasti punya versi sendiri dari gulai ini. Ada yang lebih kental, ada yang lebih pedas, tergantung daerah dan resep turun-temurun keluarga. Buat pecinta kuliner, nyicipin tiap versi itu kayak menjelajahi peta rasa Minang yang luas.

Dari sisi nutrisi, itik juga kaya protein dan zat besi, jadi nggak cuma enak, tapi juga bergizi. Santannya memang bikin sedikit berat, tapi kalau dimakan sesekali, justru jadi pengalaman kuliner yang berkesan.
Kekurangan Hidangan dan Kesalahan yang Harus Dihindari
Tapi, nggak bisa dipungkiri, Gulai Itiak Lado juga punya kekurangan. Buat lo yang nggak tahan pedas, makanan ini bisa jadi tantangan berat. Bahkan, beberapa orang bisa sampai keringetan parah atau sakit perut kalau nggak terbiasa.
Selain itu, proses masaknya juga cukup rumit dan butuh waktu lama. Kalau lo buru-buru atau nggak sabaran, hasilnya bisa zonk — daging masih keras, bumbu belum meresap, dan rasanya hambar.
Kesalahan umum yang sering terjadi adalah pakai itik muda atau terlalu banyak santan. Itik muda teksturnya lembek dan gampang hancur, sedangkan kalau kebanyakan santan, cita rasa asli dari cabai hijau bisa ketutup. Jadi, buat lo yang mau coba masak sendiri, pilih itik kampung dan pastikan masaknya pelan tapi pasti.
Pengalaman Gue Nyicip Gulai Itiak Lado Pertama Kali
Jujur aja, pengalaman pertama makan Gulai Itiak Lado itu nggak terlupakan. Waktu itu gue lagi di Bukittinggi, dan ada warung kecil di pinggir jalan yang rame banget. Gue pikir, pasti enak nih. Begitu pesen, aromanya langsung bikin ngiler — wangi serai dan daun jeruknya langsung nyerang hidung.
Pas suapan pertama, pedasnya langsung nyelekit tapi bikin penasaran. Dagingnya empuk, bumbunya kental, dan rasa gurihnya pas banget. Saking enaknya, gue sampe nambah nasi dua kali! Sejak saat itu, setiap ke Sumatera Barat, gue selalu nyari Gulai Itiak Lado di tempat berbeda buat ngerasain variasinya.
Ada versi yang lebih pedas, ada juga yang kuahnya lebih kering. Tapi semua punya satu kesamaan — rasa rempah yang kuat dan pedas yang menggigit. Buat lo yang suka petualangan rasa, ini salah satu kuliner yang wajib banget masuk daftar.
Kesimpulan
Buat gue, Gulai Itiak Lado bukan cuma soal makanan, tapi juga tentang pengalaman budaya. Tiap suapan bawa cerita — tentang cara orang Minang menjaga resep warisan, tentang kesabaran dalam memasak, dan tentang cinta mereka pada cita rasa yang kuat.
Meski butuh usaha ekstra buat bikin atau bahkan cuma buat nikmatin, hasilnya sepadan. Pedasnya bukan cuma di lidah, tapi juga nyangkut di ingatan. Jadi, kalau lo penggemar kuliner pedas, atau cuma pengen nyobain masakan khas Indonesia yang autentik dan berkarakter, Gulai Itiak Lado wajib lo cari dan rasain sendiri. Siapa tahu, lo juga bakal jatuh cinta kayak gue.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang food
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Bolu Pisang— Camilan Klasik yang Lembut dan Selalu Bikin Nagih!
