Mon. Nov 3rd, 2025
Konro Bakar

MAKASSAR, odishanewsinsight.com  —  Lo pernah nggak sih nyobain Konro Bakar yang legit dan harum sampai bikin air liur keluar duluan? Gue pertama kali kenalan sama makanan ini waktu liburan ke Makassar. Dari jauh aja udah kecium tuh aroma bakaran daging iga yang dibumbuin rempah khas. Begitu dicicipin, rasa gurih, pedas, dan manisnya nyatu sempurna di mulut. Nah, Konro Bakar ini bukan sekadar makanan biasa, tapi udah jadi identitas kuliner khas Sulawesi Selatan yang punya cerita panjang soal tradisi dan cita rasa.

Biasanya, Konro disajikan dalam dua versi: yang berkuah (Konro Kuah) dan yang dibakar (Konro Bakar). Nah, versi bakar ini lebih modern dan banyak digemari karena punya aroma smokey yang menggoda banget. Iga sapi yang udah direbus lama sampai empuk, terus dibakar sambil dilumurin bumbu khas dari kacang, ketumbar, dan rempah lain, bikin rasanya makin nendang.

Rahasia Bumbu dan Proses Masak Konro Bakar yang Nggak Sembarangan

Gue sempet nyoba bikin Konro Bakar sendiri di rumah, dan ternyata, ini bukan masakan yang bisa lo asal-asalan bikin. Prosesnya panjang banget, tapi hasilnya worth it parah. Pertama, lo harus rebus iga sapi selama beberapa jam sampai dagingnya lembut tapi masih nempel di tulang. Nah, air rebusannya jangan dibuang karena bisa dipakai buat bikin saus atau kuah pendamping.

Bumbunya sendiri terdiri dari rempah lokal kayak ketumbar, jinten, kayu manis, pala, dan kluwek (yang kasih warna gelap khas konro). Setelah direbus, dagingnya dilumuri lagi pakai bumbu kacang dan kecap sebelum dibakar di atas bara api. Proses bakarnya juga harus sabar, nggak boleh buru-buru biar bumbu meresap sempurna dan dagingnya dapet efek karamelisasi yang bikin rasanya makin gurih.

Gue pernah salah waktu pertama kali nyoba, dagingnya jadi agak keras karena apinya terlalu besar. Jadi catet ya: kuncinya di api kecil dan waktu bakar yang pas. Kalau bisa, pakai arang kelapa biar aromanya lebih natural dan nambah rasa smokey yang khas.

Kelebihan Rasa, Tekstur, sampai Nilai Budaya

Yang paling gue suka dari Konro Bakar itu sensasi tekstur dagingnya. Lembut tapi tetap punya gigitan, terus bumbunya tuh nyatu banget sama iga. Selain dari rasa, makanan ini punya nilai budaya yang kuat karena berasal dari tradisi kuliner masyarakat Bugis-Makassar. Lo makan Konro Bakar itu kayak ikut ngerasain sejarah dan kebanggaan daerahnya.

Secara gizi juga lumayan oke, karena daging iga mengandung protein tinggi dan lemak yang bisa jadi sumber energi. Tapi ya, jangan keseringan juga karena kandungan kolesterolnya lumayan tinggi. Konro Bakar cocok banget buat lo yang doyan makanan gurih dan berbumbu tebal, apalagi kalau disajikan bareng nasi hangat dan sambal dabu-dabu. Wah, nikmatnya nggak kira-kira.

Konro Bakar

Selain itu, ada juga kelebihan dari sisi sosialnya. Biasanya, Konro Bakar sering jadi menu andalan di acara kumpul keluarga atau nongkrong bareng temen. Lo bakar bareng, makan bareng, dan ketawa bareng — suasananya langsung hangat banget. Itu sih yang bikin gue jatuh cinta sama makanan ini, bukan cuma rasanya tapi juga momen yang diciptain.

Pengalaman Pribadi dan Tips Menikmati Konro Bakar dengan Cara yang Lebih Asik

Gue inget banget pertama kali makan Konro Bakar di Makassar, di warung kecil deket Pantai Losari. Malem-malem, udara laut, aroma arang, dan suara dengung motor lewat — suasananya tuh nggak bisa dilupain. Dagingnya lembut, bumbunya medok, dan sambalnya nendang banget. Sejak saat itu, gue jadi sering hunting Konro Bakar di berbagai kota. Dari Jakarta sampai Surabaya, tiap daerah punya versi dan cita rasa sendiri.

Kalau lo mau nikmatin Konro Bakar lebih maksimal, ada beberapa tips yang bisa gue bagi:

  1. Makan pas masih panas, karena tekstur dan aromanya lebih keluar.
  2. Jangan lupa sambal, biar makin nampol.
  3. Minumnya es teh manis atau air jeruk biar balance sama rasa gurihnya.
  4. Kalau bisa, cobain di tempat yang bakarnya pakai arang asli, bukan kompor gas.

Dan satu lagi, jangan takut kotor! Makan Konro Bakar itu enaknya pake tangan. Rasain sensasi daging lepas dari tulangnya sendiri, dijamin puas banget.

Kekurangan dan Kesalahan yang Sering Dilakuin Saat Bikin Konro Bakar

Walau rasanya luar biasa, nggak berarti Konro Bakar ini tanpa tantangan. Pertama, bahan dan proses masaknya lumayan ribet. Lo harus punya waktu lebih buat rebus iga sampai empuk, dan itu bisa makan waktu 2–3 jam. Kedua, kalau bumbunya nggak pas, rasa konro bisa jadi hambar atau malah terlalu asin.

Kesalahan lain yang sering gue liat juga adalah pemilihan daging. Banyak yang pakai bagian iga yang terlalu tebal atau banyak lemaknya, padahal bagian yang pas itu yang punya kombinasi daging dan tulang seimbang. Selain itu, proses bakar juga harus sabar. Kalau lo terlalu cepat, daging bisa kering dan bumbunya nggak nempel sempurna. Jadi, buat lo yang mau coba bikin sendiri, sabar dan perhatikan detailnya ya.

Dari sisi harga, makan Konro Bakar di restoran juga cenderung agak mahal, apalagi kalau lo pesan di tempat yang hits. Tapi wajar sih, karena bahan bakunya premium dan proses masaknya panjang. Kalau lo punya waktu, bikin sendiri di rumah bisa jadi alternatif hemat tapi tetap nikmat.

Kesimpulan

Buat gue, Konro Bakar bukan cuma makanan khas Makassar, tapi juga simbol dari kenikmatan kuliner Indonesia yang autentik. Di balik setiap potong iga yang lo makan, ada cerita panjang soal budaya, kesabaran, dan kecintaan orang Indonesia terhadap rasa. Meskipun proses bikinnya panjang dan agak ribet, hasil akhirnya selalu sepadan.

Lo yang belum pernah coba, wajib banget nyicipin setidaknya sekali dalam hidup. Tapi buat lo yang udah pernah, lo pasti ngerti kenapa banyak orang rela ngantri cuma buat dapetin seporsi Konro Bakar. Karena di setiap gigitannya, ada kenangan dan rasa yang nggak bisa lo dapetin di tempat lain.

Jadi, lain kali lo lagi pengen makanan bakar yang beda dari sate atau steak, cobain deh Konro Bakar. Siap-siap aja ketagihan dan nggak bisa move on dari rasa smokey, gurih, dan pedasnya yang nagih banget.

Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang  food

Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Gulai Itiak Lado: Sensasi Kelezatan dan Pedas dari Ranah Minang

Author