Jakarta, odishanewsinsight.com – Bayangkan sebuah meja makan di Puebla, Meksiko, abad ke-17. Seorang biarawati di dapur biara sedang panik karena kedatangan tamu istimewa: seorang pejabat gereja penting. Ia harus menyajikan hidangan terbaik dengan bahan seadanya. Dari situ, lahirlah saus yang kemudian dikenal sebagai Mole Poblano—campuran cabai, cokelat, rempah, dan bumbu kompleks yang kini menjadi salah satu identitas kuliner Meksiko.
Cerita itu mungkin terdengar setengah mitos, setengah fakta. Namun satu hal pasti: Mole Poblano bukan sekadar makanan. Ia adalah warisan budaya yang mencerminkan percampuran antara tradisi asli penduduk Meksiko dengan pengaruh kolonial Spanyol. Setiap suapan seakan membawa kita menelusuri jejak sejarah panjang negeri sombrero itu.
Kini, Mole Poblano bukan hanya hidangan rumahan di Puebla, tapi juga sajian yang wajib hadir di perayaan besar seperti Cinco de Mayo atau pernikahan tradisional. Bahkan, banyak wisatawan asing datang ke Meksiko hanya untuk mencicipinya langsung di tempat asalnya.
Apa Itu Mole Poblano?

Secara harfiah, kata “mole” berasal dari bahasa Nahuatl mōlli yang berarti saus. Jadi, Mole Poblano adalah saus khas Puebla yang digunakan untuk melumuri ayam, kalkun, atau daging. Namun menyebutnya hanya sebagai “saus” rasanya terlalu meremehkan kompleksitasnya.
Bayangkan, untuk membuat Mole Poblano dibutuhkan lebih dari 20 bahan berbeda. Di dalamnya ada cabai kering seperti ancho, mulato, dan pasilla; kacang tanah; biji wijen; bawang putih; bawang merah; roti atau tortilla yang digoreng; hingga cokelat. Ya, cokelat—bahan yang biasanya identik dengan makanan manis—menjadi bagian penting dalam saus gurih pedas ini.
Hasil akhirnya adalah saus berwarna cokelat gelap, pekat, dan kaya rasa. Saat dicicipi, ada lapisan rasa pedas, manis, gurih, dan pahit yang muncul bergantian. Rasanya seperti orkestra rasa—sulit dijelaskan dengan satu kata.
Mole Poblano biasanya disajikan dengan ayam rebus atau kalkun panggang, lalu disiram saus pekat hingga menutupi daging. Taburan biji wijen di atasnya menambah kesan elegan sekaligus memberikan tekstur ringan di setiap gigitan.
Sejarah Panjang Mole Poblano
Banyak versi tentang asal-usul Mole Poblano, tapi yang paling populer adalah kisah biarawati dari biara Santa Rosa di Puebla pada abad ke-17. Konon, saat seorang uskup agung berkunjung, para biarawati hanya memiliki bahan seadanya di dapur. Mereka pun mencampur cabai, cokelat, roti basi, kacang, dan rempah menjadi saus unik yang kemudian disajikan bersama kalkun. Sang uskup terkesan, dan sejak itu mole menjadi hidangan khas Puebla.
Namun, beberapa sejarawan berpendapat mole sebenarnya sudah ada jauh sebelum kedatangan bangsa Spanyol. Orang Aztec dikenal suka membuat saus cabai kental yang mereka sebut molli. Ketika bangsa Spanyol datang membawa rempah, kacang, dan cokelat, resep itu berkembang menjadi bentuk modern yang kita kenal sekarang.
Yang menarik, Mole Poblano juga punya peran simbolis dalam perayaan Cinco de Mayo, peringatan kemenangan pasukan Meksiko melawan Prancis pada 1862 di Puebla. Hingga kini, setiap perayaan itu berlangsung, mole hampir selalu hadir di meja makan, menjadi simbol kemenangan, identitas, dan kebanggaan kota Puebla.
Proses Pembuatan Mole Poblano – Antara Ritual dan Seni
Membuat Mole Poblano bukan perkara cepat. Prosesnya bisa memakan waktu berjam-jam, bahkan sehari penuh. Tak heran jika banyak orang menyebutnya lebih mirip ritual daripada sekadar memasak.
Langkah pertamanya adalah memanggang atau menggoreng bahan-bahan seperti cabai kering, bawang, roti, tortilla, dan biji-bijian hingga aromanya keluar. Setelah itu, semua bahan ditumbuk atau diblender menjadi pasta halus. Inilah yang membuat mole memiliki tekstur khas dan aroma kompleks.
Cokelat dimasukkan di tahap akhir, memberi sentuhan manis pahit yang melembutkan kepedasan cabai. Hasilnya adalah saus dengan lapisan rasa yang begitu kaya.
Di Puebla, banyak keluarga punya resep mole sendiri yang diwariskan turun-temurun. Ada yang menambahkan kismis untuk rasa manis alami, ada pula yang menggunakan almond untuk tekstur lebih lembut. Jadi, tidak ada satu resep baku—Mole Poblano adalah hasil kreativitas sekaligus identitas keluarga.
Anekdot menarik datang dari seorang koki lokal di Puebla. Ia bercerita bahwa setiap kali memasak mole untuk acara pernikahan, keluarganya harus turun tangan bersama-sama: ada yang memanggang cabai, ada yang mengaduk saus, ada pula yang hanya bertugas menabur wijen di akhir. “Mole bukan makanan satu orang, tapi makanan komunitas,” ujarnya.
Rasa dan Filosofi di Balik Mole Poblano
Mengapa Mole Poblano begitu istimewa? Jawabannya ada pada lapisan rasa yang jarang ditemui di saus lain.
-
Pedas dari cabai memberi semangat dan kehangatan.
-
Gurih dari kacang dan biji-bijian menambah kedalaman rasa.
-
Manis dan pahit dari cokelat menciptakan harmoni yang menyeimbangkan pedasnya cabai.
-
Rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan jintan memberi aroma eksotis khas Meksiko.
Filosofinya, Mole Poblano adalah representasi kehidupan: kompleks, penuh kontradiksi, tapi harmonis ketika digabungkan.
Tak heran jika banyak orang Meksiko menganggap mole sebagai simbol identitas kuliner mereka. Sama seperti Indonesia dengan rendang atau sate, Meksiko punya mole sebagai hidangan yang selalu disebut ketika berbicara tentang budaya makanan.
Mole Poblano di Era Modern
Di era modern, Mole Poblano mengalami transformasi. Banyak restoran kelas atas di Meksiko maupun luar negeri menyajikannya dengan sentuhan kontemporer. Ada yang mengombinasikan mole dengan daging sapi wagyu, ada pula yang menyajikannya bersama seafood seperti udang atau ikan.
Namun, mole tetap tidak bisa dipisahkan dari akar tradisionalnya. Di Puebla, setiap tahun diadakan Festival Internacional del Mole Poblano, di mana para koki bersaing menciptakan variasi mole terbaik. Festival ini tidak hanya menarik wisatawan, tapi juga memperkuat identitas Puebla sebagai ibu kota mole dunia.
Di Indonesia sendiri, mole memang belum terlalu populer. Tapi seiring tren kuliner global, restoran Meksiko mulai menghadirkan menu ini di kota besar seperti Jakarta dan Bali. Bagi pecinta kuliner petualang, mole menjadi pengalaman baru yang menantang selera: saus cokelat gurih pedas yang mungkin awalnya terasa aneh, tapi lama-lama bikin ketagihan.
Refleksi – Mole Poblano sebagai Warisan Budaya
Lebih dari sekadar hidangan, Mole Poblano adalah kisah tentang percampuran budaya, kreativitas, dan ketahanan tradisi. Ia lahir dari sejarah kolonialisme, berkembang melalui tangan masyarakat, dan kini menjadi simbol kebanggaan Meksiko di mata dunia.
Saat kita menyantap Mole Poblano, kita tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga ikut merasakan perjalanan panjang sejarah dan filosofi di baliknya. Setiap gigitan adalah narasi: tentang biarawati yang bereksperimen di dapur, tentang keluarga Puebla yang menjaga resep turun-temurun, hingga tentang generasi baru yang membawa mole ke panggung kuliner dunia.
Kesimpulan
Mole Poblano bukan sekadar saus cokelat pedas. Ia adalah ikon kuliner, simbol identitas, sekaligus bukti bahwa makanan bisa menyimpan sejarah panjang sebuah bangsa. Dari dapur biara sederhana hingga festival internasional, mole terus membuktikan daya tariknya yang abadi.
Bagi Anda yang mencintai kuliner dunia, mencoba Mole Poblano sama saja dengan mencicipi sepotong sejarah Meksiko. Sebuah pengalaman yang bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang memahami perjalanan sebuah bangsa melalui makanan.
Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel Dari: Mengenal Bakso Aci Kuah: Camilan Legendaris yang Menggoda Selera
