PALANGKARAYA, odishanewsinsight.com — Gue pertama kali kenal sama Sate Payau waktu jalan-jalan ke Kalimantan Tengah. Buat lo yang belum tahu, payau itu artinya rusa dalam bahasa daerah sana. Jadi, bisa kebayang kan rasanya kayak gimana? Dagingnya lembut banget, agak mirip daging sapi muda, tapi punya aroma khas yang nggak bakal lo temuin di sate biasa.
Sate ini biasanya dijual di warung-warung sederhana atau di acara adat. Kadang juga jadi sajian khusus kalau ada tamu kehormatan. Gue sempat nyobain versi yang dibakar pakai arang kayu ulin — hasilnya, rasa asapnya nempel banget dan bikin lidah lo pengen nambah terus.
Rahasia Rasa Sate Payau yang Bikin Ketagihan
Yang bikin Sate Payau beda dari sate lainnya itu bukan cuma dagingnya, tapi juga bumbu marinadenya. Biasanya mereka pakai campuran bawang putih, ketumbar, jahe, dan sedikit serai yang diulek kasar. Kadang ditambah kecap manis khas Kalimantan yang warnanya pekat banget.
Gue sempat tanya ke penjualnya, katanya, sebelum dibakar, daging payau harus diungkep dulu biar empuk dan bumbunya meresap. Rahasia lainnya adalah potongan dagingnya nggak boleh terlalu kecil. Katanya, kalau kecil, rasa manis alami dari daging rusa malah hilang pas dibakar.
Keleztan Gurih, Sehat, dan Khas Tradisional
Salah satu alasan gue suka banget sama Sate Payau adalah karena daging rusa itu tinggi protein tapi rendah lemak. Jadi, buat lo yang suka olahraga tapi tetep pengen makan enak, sate ini bisa jadi pilihan. Selain itu, rasa gurih alaminya tuh kuat banget, bahkan tanpa banyak bumbu pun udah enak.
Selain itu, sate ini juga punya nilai budaya. Di beberapa daerah, daging payau dianggap sebagai simbol kemakmuran dan keberanian. Jadi, bisa dibilang makan Sate Payau bukan cuma soal rasa, tapi juga soal pengalaman budaya.
Kekurangan Sate Payau, Langka dan Bikin Dilema
Tapi ya, gue juga harus jujur. Sate Payau punya sisi minus yang cukup berat. Karena rusa termasuk hewan yang dilindungi, nggak semua tempat bisa jual atau masak daging ini secara legal. Biasanya yang boleh konsumsi itu hasil tangkapan dari rusa budidaya, bukan dari alam liar.

Selain itu, harganya juga nggak bisa dibilang murah. Sekali makan bisa dua kali lipat harga sate ayam biasa. Jadi, buat lo yang kantongnya lagi tipis, sate ini mungkin cuma bisa jadi wishlist dulu.
Pengalaman Pertama Gue Makan Sate Payau di Palangka Raya
Nah, ini bagian paling gue inget. Waktu itu, gue lagi ikut acara festival kuliner di Palangka Raya. Di sana ada satu tenda kecil dengan tulisan “Sate Payau Asli Dayak.” Gue langsung penasaran dan pesan seporsi.
Begitu gigitan pertama, rasanya tuh kaya… boom! Ada perpaduan antara gurih, manis, dan aroma daging liar yang khas banget. Dagingnya empuk tapi tetap punya tekstur serat yang bikin nagih. Ditambah sambal kecap dan irisan bawang merah, rasanya susah dilupain.
Gue juga sempat ngobrol sama si penjual. Katanya, dia udah turun-temurun jual sate ini dari kakeknya. Jadi bukan sekadar jualan, tapi juga jaga tradisi. Itu yang bikin gue makin respect sama kuliner ini.
Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Masak Sate Payau
Kalau lo suatu saat punya kesempatan buat masak sendiri Sate Payau, ada beberapa hal penting yang mesti lo hindarin. Pertama, jangan asal bakar. Daging rusa gampang banget jadi keras kalau terlalu lama di atas bara. Kedua, jangan pelit bumbu. Karena aroma daging rusa cukup kuat, lo butuh rempah yang seimbang biar rasanya pas.
Terakhir, pastikan sumber dagingnya jelas. Jangan asal beli dari pemburu liar, karena selain ilegal, lo juga bisa kena sanksi berat. Mending cari dari peternak rusa yang punya izin resmi.
Sate Payau dalam Budaya dan Cerita Masyarakat Dayak
Buat masyarakat Dayak, Sate Payau bukan cuma makanan. Ini bagian dari identitas dan kebanggaan mereka. Biasanya disajikan di acara adat seperti gawai atau pesta panen. Makan Sate Payau di situ nggak sekadar kenyang, tapi juga ikut ngerasain maknanya — rasa syukur, kebersamaan, dan rasa hormat pada alam.
Gue jadi sadar, makanan kayak gini tuh nggak bisa cuma dilihat dari rasa. Ada nilai-nilai kehidupan di baliknya, sesuatu yang kadang suka kita lupain waktu makan di restoran modern.
Kesimpulan
Buat gue, Sate Payau itu lebih dari sekadar sate. Ini simbol dari keunikan kuliner Indonesia yang belum banyak orang tahu. Rasanya eksotis, penuh cerita, dan punya nilai budaya yang dalam. Tapi di sisi lain, gue juga sadar pentingnya menjaga keseimbangan antara menikmati dan melestarikan.
Jadi, kalau lo punya kesempatan buat nyobain Sate Payau, cobainlah — tapi dengan cara yang bertanggung jawab. Karena makanan ini bukan cuma tentang rasa, tapi juga tentang menghargai alam dan tradisi yang udah dijaga ratusan tahun.
Baca juga konten dengan artikel terkait yang membahas tentang food
Baca juga artikel menarik lainnya mengenai Kopi Jos dan Cerita Unik di Balik Segelas Bara Api yang Menyala
