Fri. Dec 5th, 2025
Taco al Pastor

Jakarta, odishanewsinsight.com – Kalau bicara tentang makanan Meksiko, mungkin banyak orang langsung terbayang taco. Tapi, ada satu varian taco yang punya cerita panjang sekaligus rasa yang bikin nagih: Taco al Pastor. Hidangan ini bukan sekadar makanan jalanan. Ia adalah representasi dari sejarah, budaya, dan kreativitas kuliner Meksiko.

Taco al Pastor berasal dari pengaruh imigran Lebanon yang datang ke Meksiko pada awal abad ke-20. Mereka membawa tradisi memasak daging dengan cara dipanggang di vertical spit (mirip gyros atau shawarma). Di tangan koki lokal Meksiko, metode ini dipadukan dengan bumbu khas seperti cabai kering, rempah lokal, dan sentuhan nanas manis. Hasilnya? Perpaduan budaya yang menciptakan rasa unik dan otentik.

Daging babi yang dipanggang perlahan di trompo (alat pemanggang berputar) menghasilkan tekstur juicy dengan aroma smokey. Daging itu kemudian diiris tipis, diletakkan di atas tortilla jagung hangat, lalu ditambah bawang, daun ketumbar, dan irisan nanas. Kombinasi rasa asin, pedas, manis, dan segar inilah yang membuat Taco al Pastor sulit dilupakan.

Saya pernah mendengar cerita dari seorang backpacker asal Indonesia yang berkunjung ke Mexico City. Katanya, ia awalnya hanya ingin “coba-coba” membeli taco di kios jalanan. Tapi setelah gigitan pertama, ia balik lagi tiga kali dalam sehari ke tempat yang sama. “Itu makanan paling simple tapi paling bikin bahagia,” ujarnya. Dari cerita ini, jelas bahwa Taco al Pastor bukan sekadar street food, tapi pengalaman kuliner yang mendalam.

Sejarah dan Asal Usul Taco al Pastor

Taco al Pastor

Sejarah Taco al Pastor adalah kisah tentang migrasi dan akulturasi budaya. Imigran Lebanon yang datang ke Meksiko membawa teknik memanggang daging ala shawarma. Bedanya, mereka biasanya menggunakan daging kambing atau domba. Di Meksiko, karena ketersediaan dan preferensi lokal, daging babi lebih dipilih.

Nama “al pastor” sendiri berarti “gaya gembala” (shepherd style), merujuk pada tradisi memanggang daging di tiang pemanggang. Perpaduan bumbu Timur Tengah dengan cabai kering khas Meksiko menghasilkan rasa yang unik. Tambahan nanas di atas trompo bukan hanya dekorasi, tapi juga berfungsi melembutkan daging dengan enzim alami sekaligus memberi sentuhan manis.

Di tahun 1960-an, Taco al Pastor mulai booming di Mexico City dan menyebar ke seluruh negeri. Dari situ, ia menjadi ikon kuliner Meksiko, setara dengan enchiladas atau quesadillas. Kini, hampir di setiap sudut jalan Mexico City, Anda bisa menemukan kios taco yang menjual versi mereka sendiri dari al pastor.

Anekdot menarik datang dari sebuah survei kuliner nasional di Meksiko. Taco al Pastor pernah dinobatkan sebagai makanan paling populer di negara itu, mengalahkan puluhan hidangan tradisional lainnya. Itu membuktikan posisinya bukan sekadar makanan jalanan, tapi sudah jadi bagian identitas kuliner bangsa.

Rasa dan Teknik Memasak yang Unik

Apa yang membuat Taco al Pastor berbeda dari taco biasa? Jawabannya ada pada teknik memasak dan racikan bumbu.

Daging babi dipotong tipis lalu direndam dalam marinasi adobo—campuran cabai guajillo, achiote, bawang putih, cuka, dan rempah-rempah lain. Proses marinasi ini bisa memakan waktu berjam-jam hingga semalam, agar rasa benar-benar meresap.

Kemudian, daging ditumpuk di trompo setinggi lebih dari satu meter, dengan irisan nanas di bagian atas. Saat daging berputar dan dipanggang perlahan, lelehan jus nanas menetes ke bawah, meresapi daging dengan rasa manis alami. Irisan tipis daging yang dipotong langsung dari trompo biasanya agak renyah di tepinya tapi tetap juicy di dalam.

Ketika disajikan, tortilla jagung menjadi alasnya. Di atasnya, potongan daging al pastor diberi tambahan bawang segar, daun ketumbar, salsa pedas, dan potongan kecil nanas. Perpaduan inilah yang menciptakan sensasi rasa berlapis: pedas, gurih, manis, segar.

Bagi banyak orang, gigitan pertama Taco al Pastor adalah kejutan rasa yang sulit digambarkan. Ada cerita seorang food blogger yang berkata, “Makan Taco al Pastor itu seperti pesta rasa di mulut: asam, manis, pedas, dan gurih dalam satu suapan.”

Taco al Pastor di Kancah Global

Seiring berkembangnya globalisasi kuliner, Taco al Pastor kini bisa ditemukan jauh di luar Meksiko. Dari restoran Meksiko autentik di Los Angeles, hingga food truck di Tokyo, bahkan kafe hipster di Jakarta, menu ini mulai populer.

Di Amerika Serikat, Taco al Pastor menjadi salah satu menu favorit dalam festival kuliner. Food truck yang menjual varian ini selalu ramai antrean. Di Eropa, beberapa restoran fusion bahkan menggabungkannya dengan konsep tapas Spanyol atau burger modern.

Di Indonesia, Taco al Pastor mulai masuk melalui restoran Latin dan Meksiko di kota besar seperti Jakarta dan Bali. Meski belum sepopuler sushi atau ramen, tren makanan Meksiko perlahan tumbuh seiring meningkatnya wisata kuliner global.

Sebuah kisah menarik datang dari seorang chef asal Bandung yang membuka restoran Meksiko kecil. Awalnya, ia kesulitan memperkenalkan menu Taco al Pastor karena banyak orang lebih familiar dengan burrito. Tapi setelah mencoba strategi promo lewat media sosial dengan video pemanggangan trompo, justru Taco Pastor yang jadi menu best seller. “Orang Indonesia ternyata suka rasa pedas-manisnya,” katanya.

Budaya, Identitas, dan Kenikmatan Sehari-hari

Lebih dari sekadar makanan, Taco al Pastor adalah bagian dari budaya Meksiko. Ia hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, dari sarapan cepat di pagi hari, makan siang murah di kantor, hingga kudapan malam setelah pesta. Harganya yang terjangkau membuatnya bisa dinikmati semua kalangan, dari pekerja harian hingga turis mancanegara.

Bahkan, Taco Pastor sering disebut sebagai makanan “demokratis” Meksiko. Semua orang bisa menikmatinya tanpa batas kelas sosial. Di satu sisi, ia bisa disajikan sederhana di gerobak jalanan dengan harga murah. Di sisi lain, ia juga bisa muncul di restoran bintang lima dengan presentasi mewah.

Ada juga sisi sosial dari makanan ini. Banyak orang di Mexico City punya tradisi kumpul malam bersama teman hanya untuk makan Taco Pastor sambil ngobrol santai. Suasana warung kecil penuh tawa, musik jalanan, dan aroma daging panggang menciptakan pengalaman yang tak bisa dibeli dengan uang.

Taco al Pastor di Era Modern – Inovasi dan Variasi

Meski klasik, Taco al Pastor tidak luput dari inovasi. Banyak chef modern mencoba membuat versi baru:

  • Versi ayam atau sapi untuk mereka yang tidak makan babi.

  • Taco vegetarian dengan daging olahan berbasis jamur atau kedelai yang dimarinasi dengan bumbu serupa.

  • Fusion menu, misalnya Taco al Pastor sushi roll atau pizza al pastor dengan topping nanas dan daging bumbu adobo.

Inovasi ini membuat Taco Pastor tetap relevan di era kuliner modern. Namun, puris kuliner tetap berpegang bahwa versi asli dengan trompo adalah yang paling autentik.

Kesimpulan

Taco al Pastor adalah lebih dari sekadar taco. Ia adalah hasil perjalanan budaya, kreativitas kuliner, dan simbol identitas Meksiko yang kini mendunia. Dari sejarah imigran Lebanon hingga menjadi ikon street food di Mexico City, Taco al Pastor menunjukkan bagaimana makanan bisa menyatukan rasa, budaya, dan pengalaman.

Bagi penikmat kuliner, mencoba Taco Pastor berarti mencicipi sejarah dan jiwa Meksiko dalam satu gigitan. Apakah disantap di kios jalanan dengan harga murah, atau di restoran mewah dengan plating cantik, pesonanya tetap sama: kombinasi rasa pedas, gurih, manis, dan segar yang sulit dilupakan.

Baca Juga Konten Dengan Artikel Terkait Tentang: Food

Baca Juga Artikel Dari: Hot Pot: Tradisi, Cita Rasa, dan Evolusi Kuliner Hangat Mendunia

Author