Jakarta, odishanewsinsight.com – Beberapa bulan terakhir, media sosial—terutama Instagram dan TikTok—dipenuhi oleh foto-foto dessert lucu berbentuk kelinci. Ia mungil, tampil dalam gelas transparan, dan sering kali dilengkapi dengan telinga cokelat atau fondant mini. Namanya? Bunny Cup Pudding.
Pertama kali saya menemukannya, bukan di kafe hipster Jakarta atau dessert bar mahal. Tapi di booth kecil festival kuliner di Yogyakarta. Seorang ibu muda dengan apron kelinci menjual deretan puding dalam cup bening, lengkap dengan dekorasi lucu yang nyaris bikin sayang dimakan. Saat dicicip? Wow. Rasanya bukan cuma manis, tapi juga menenangkan. Teksturnya lembut, creamy, dan aroma vanilanya menenangkan seperti selimut hangat di malam hujan.
Bunny Cup Pudding bukan sekadar camilan lucu. Ia mencerminkan kombinasi antara estetika, kreativitas, dan rasa. Kita hidup di era visual—dan makanan pun harus cantik, instagramable, serta punya “cerita” agar menonjol. Dalam hal ini, puding kelinci berhasil merangkul semua aspek itu.
Yang menarik, tren ini bukan hanya menjamur di kota besar. Di platform marketplace online, banyak UMKM mulai menjual varian Bunny Cup Pudding homemade—lengkap dengan kemasan kado ulang tahun, hampers, bahkan sebagai suvenir pernikahan.
Apa Sebenarnya Bunny Cup Pudding Itu?

Secara teknis, Bunny Cup Pudding adalah puding lembut yang disajikan dalam cup kecil transparan, dihias dengan bentuk kelinci menggunakan fondant, whipped cream, cokelat putih, atau jeli. Tapi kalau dilihat lebih dalam, dia adalah bentuk evolusi dari makanan penutup klasik yang disesuaikan dengan selera visual generasi saat ini.
Komposisinya bisa sangat bervariasi tergantung pembuatnya. Namun secara umum, bahan dasar Bunny Cup Pudding meliputi:
-
Susu cair full cream
-
Agar-agar bubuk atau gelatin
-
Gula pasir
-
Essence vanila atau rasa buah
-
Krim kocok (whipped cream)
-
Topping dekoratif (fondant bentuk telinga, cokelat, sprinkle, buah mini)
Beberapa pembuat menambahkan lapisan puding dua warna—misalnya susu dan cokelat, atau matcha dan stroberi—untuk menambah visual yang lebih playful.
Uniknya, anak-anak sangat menyukai dessert ini, bukan hanya karena rasanya, tetapi juga karena bentuknya yang lucu. Bahkan ada yang meminta ulang tahun bertema kelinci hanya agar bisa menyajikan Bunny Cup Pudding sebagai suguhan utama.
Budaya Visual dan Dessert—Kenapa Kita Suka yang Lucu?
Salah satu alasan kenapa Bunny Cup Pudding sangat populer adalah karena visualnya yang memikat. Kita sedang hidup di era di mana tampilan makanan sering kali lebih dulu “dimakan” oleh mata sebelum lidah. Konten makanan lucu dan imut seringkali lebih viral dibanding rasa terbaik sekalipun.
Sosiolog kuliner menyebut tren ini sebagai “aesthetic snacking”—dimana orang makan bukan hanya karena lapar, tapi juga karena ingin menikmati keindahan visual dari makanan tersebut. Bunny Cup Pudding mewakili tren ini dengan sangat baik.
Faktor nostalgia juga berperan. Bentuk kelinci mengingatkan pada karakter kartun masa kecil, boneka kesayangan, atau cerita dongeng. Bagi banyak orang dewasa, dessert ini memicu kenangan manis dan rasa tenang. Sedangkan bagi anak-anak, tampilannya langsung memikat mata—bahkan yang biasanya susah makan manis sekalipun jadi tergoda mencicipi.
Fenomena ini sejalan dengan maraknya tren “kawaii food” di Jepang dan Korea Selatan, yang kini merambah Indonesia. Kita tak lagi hanya fokus pada rasa, tapi juga ingin makanan kita menjadi ekspresi personal, bahkan media untuk berbagi di media sosial.
UMKM dan Peluang Bisnis di Balik Bunny Cup Pudding
Di balik popularitasnya, Bunny Cup Pudding ternyata membuka peluang baru bagi para pelaku usaha rumahan dan UMKM. Berbekal kreativitas, bahan yang relatif mudah didapat, serta kemasan menarik, banyak pengusaha muda memanfaatkan tren ini untuk meraih pasar pecinta dessert dan hampers gift.
Salah satu contohnya adalah Rara, lulusan tata boga yang memulai bisnis Bunny Cup Pudding dari dapur rumahnya di Bandung. Dengan modal awal Rp300.000, ia mencoba bereksperimen membuat puding susu dengan topping fondant kelinci. Ia unggah ke Instagram. Ternyata respons luar biasa—pesanan pun mulai berdatangan, terutama dari para ibu yang ingin membuat pesta ulang tahun anak mereka lebih spesial.
Dalam waktu enam bulan, Rara berhasil menjual ratusan cup per minggu, dengan varian rasa seperti vanilla caramel, matcha, red velvet, dan stroberi milk. Ia pun mulai menerima pre-order untuk event seperti baby shower, bridal shower, hingga hampers Lebaran.
Harga jual satu cup berkisar antara Rp10.000–Rp25.000 tergantung tingkat dekorasi. Dan karena tampilannya unik, banyak pembeli tak ragu membayar lebih mahal dari sekadar puding biasa. Di sinilah letak nilai tambahnya—Bunny Cup Pudding bukan hanya makanan, tapi juga karya seni mini yang bisa menjadi hadiah, suvenir, atau bahkan ‘pelipur lara’ di hari-hari yang berat.
Ingin Coba Membuat Sendiri? Ini Tips & Triknya
Bagi kamu yang tertarik mencoba membuat Bunny Cup Pudding sendiri di rumah, kabar baiknya: tidak sulit, asal sabar dan telaten. Berikut panduan singkat untuk pemula:
Bahan dasar:
-
500 ml susu cair full cream
-
1 sdm agar-agar bubuk putih (atau gelatin jika ingin tekstur lebih lembut)
-
3 sdm gula pasir
-
1/2 sdt vanila essence
-
Pewarna makanan (jika ingin variasi warna)
Langkah:
-
Campurkan semua bahan ke dalam panci, aduk rata.
-
Masak dengan api kecil sambil terus diaduk hingga mendidih.
-
Tuang ke dalam cup bening, biarkan dingin sampai mengeras.
-
Hias dengan whipped cream dan fondant bentuk kelinci (telinga, wajah, dan pipi merah muda).
-
Simpan di kulkas minimal 2 jam sebelum disajikan.
Tips:
-
Gunakan cetakan fondant berbentuk hewan untuk memudahkan proses dekorasi.
-
Kombinasikan rasa—misalnya lapisan susu dan cokelat, atau vanilla dengan stroberi.
-
Untuk dekorasi yang lebih tahan lama, gunakan cokelat putih cair yang dicetak sebagai telinga kelinci.
-
Tambahkan nama atau label lucu agar lebih personal (apalagi kalau untuk hampers).
Dan jangan lupa: foto hasil karyamu, unggah ke media sosial, siapa tahu bisa jadi awal mula bisnis baru!
Penutup: Bukan Sekadar Dessert—Bunny Cup Pudding adalah Cerita, Rasa, dan Imajinasi
Bunny Cup Pudding telah membuktikan bahwa makanan bisa menjadi lebih dari sekadar pemenuhan rasa lapar. Ia adalah medium ekspresi, kreativitas, bahkan bisnis yang menjanjikan. Dalam cup mungil itu, tersimpan cerita tentang masa kecil, estetika masa kini, dan harapan akan dunia kuliner yang makin berwarna.
Di era yang penuh tekanan ini, mungkin yang kita butuhkan bukan sekadar makanan cepat saji. Tapi dessert yang bisa membuat kita tersenyum, mengingatkan akan hal-hal manis dalam hidup, dan menghubungkan kita dengan sesama—meskipun lewat bentuk kelinci mungil yang duduk manis di dalam cup plastik bening.
Jadi, lain kali kamu merasa hari terasa berat, cobalah cicipi Bunny Cup Pudding. Siapa tahu, satu sendok manis itu bisa jadi pelipur lara terbaik yang kamu butuhkan.
Baca Juga Konten dengan Artiklel Terkait Tentang: Food
Baca Juga Artikel dari: Ice Cream Raspberry Ripple: Es Krim Cantik Bikin Nagih
