Sun. Jun 15th, 2025
El Capitolio Havana: Menelusuri Keindahan Arsitektur

Saya masih ingat jelas hari saat kaki saya menginjak Havana untuk pertama kalinya. Matahari menyinari kota dengan hangat, aroma cerutu Kuba dan musik salsa dari sudut jalan seolah menyambut kedatangan saya. Namun dari semua landmark yang saya lihat, El Capitolio adalah yang paling menonjol.

Bangunan megah dengan kubah ikonik ini langsung mencuri perhatian saya. Rasanya seperti sedang berdiri di depan Gedung Capitol di Washington DC, tapi dalam versi yang lebih tropikal dan penuh cerita.

Sejarah Singkat El Capitolio yang Menarik untuk Disimak

El Capitolio Havana: Menelusuri Keindahan Arsitektur

Tentu, saya nggak bisa menahan diri untuk mencari tahu sejarahnya.

Travel El Capitolio dibangun pada tahun 1926 dan selesai empat tahun kemudian. Pada masa itu, pemerintah Kuba ingin menunjukkan kemajuan negara mereka, jadi mereka membangun gedung parlemen yang megah ini di pusat Havana.

Bangunan ini dulunya menjadi markas Kongres Kuba, namun sejak Revolusi Kuba tahun 1959, fungsinya berubah. Selama beberapa dekade, gedung ini digunakan untuk berbagai keperluan pemerintahan dan ilmiah, termasuk sebagai Akademi Ilmu Pengetahuan Kuba.

Baru pada tahun 2013, proyek renovasi besar dimulai. Hingga kini, El Capitolio menjadi kantor Asamblea Nacional del Poder Popular, semacam DPR-nya Kuba.

Arsitektur El Capitolio yang Bikin Takjub

Saya bukan arsitek, tapi siapa pun pasti akan terpukau melihat desain El Capitolio.

Bagian depan gedung ini dihiasi dengan tangga besar dan pilar-pilar tinggi. Kubahnya menjulang setinggi 92 meter—bahkan lebih tinggi dari kubah Gedung Capitol di AS! Ketika saya berdiri di bawahnya, saya merasa seperti sedang ditelan oleh sejarah.

Interiornya juga nggak kalah keren. Saya sempat bergabung dengan tur berpemandu, dan di dalam saya melihat langit-langit setinggi puluhan meter, mosaik marmer, serta patung-patung berlapis emas. Salah satunya adalah Patung La República, yang katanya adalah patung indoor terbesar ketiga di dunia.

Dan ya, saya sempat salah ucap. Saya bilang “La Republicana” ke pemandu tur, dan langsung ditegur sambil tertawa, “Itu nama partai, bukan patung!”

Lokasi Strategis yang Cocok untuk Jalan Santai

Letaknya sangat strategis. El Capitolio berada di Paseo del Prado, Havana Vieja. Cukup jalan kaki dari sini, saya sudah bisa menjelajah kota tua Havana yang penuh bangunan kolonial warna-warni dan kafe-kafe lokal.

Saya menyarankan untuk datang pagi-pagi. Pertama, cahaya matahari pagi membuat foto jadi lebih bagus. Kedua, udara belum terlalu panas. Selain itu, biasanya belum banyak rombongan turis. Suasana jadi lebih tenang dan nyaman.

Kalau mau sekalian mampir ke Gran Teatro de La Habana atau Parque Central, keduanya cuma selemparan batu dari El Capitolio. Cocok banget buat itinerary harian yang efisien.

Tiket Masuk dan Tips Praktis Saat Berkunjung

Jadi, berapa biaya masuk El Capitolio? Saat saya ke sana, tiket untuk turis asing sekitar 10 CUC (sekarang sudah berubah ke sistem CUP, jadi pastikan cek konversinya). Warga lokal bayar lebih murah, tentu saja.

Tips dari saya: bawa uang tunai. Sebagian besar tempat di Kuba belum terima kartu debit atau kredit internasional.

Dan satu lagi, bawa botol air minum sendiri. Walaupun ada penjual minuman di luar, harga untuk turis bisa dua kali lipat.

Oh iya, waktu itu saya sempat salah kostum—pakai sandal jepit dan celana pendek karena cuaca panas. Ternyata, untuk masuk area dalam gedung, ada aturan berpakaian sopan. Untung saya bawa celana panjang di ransel!

Apa yang Saya Rasakan Saat Menjelajahi Bagian Dalamnya

Begitu masuk ke dalam, suasana langsung berubah. Rasanya seperti kembali ke masa lalu.

Langkah kaki saya menggema di lantai marmer, suara tur guide bergaung dari dinding ke dinding. Saya berhenti sejenak di tengah ruang utama, memandangi kubah dari dalam. Cahaya alami menembus kaca patri dan menciptakan efek cahaya yang luar biasa.

Di sinilah, saya merasa kecil. Tapi bukan kecil yang negatif, ya. Kecil karena saya sadar, dunia ini begitu luas dan sejarah begitu dalam.

Momen ini semacam wake-up call. Bahwa hidup bukan cuma tentang rutinitas harian, tapi juga tentang menyelami cerita yang sudah terjadi jauh sebelum kita lahir.

Kenapa Saya Rekomendasikan El Capitolio untuk Siapa Pun yang ke Havana

Kalau teman-teman bertanya, “Worth it gak ke El Capitolio?”

Jawaban saya: 100% iya.

Meskipun banyak destinasi menarik di Havana seperti Malecón atau Museum Revolusi, El Capitolio punya daya tarik unik. Bangunannya indah, sejarahnya menarik, dan lokasinya strategis.

Saya pribadi sangat menikmati tur ini karena memberi saya konteks sejarah yang lebih dalam tentang negara Kuba. Dari gedung ini, saya bisa melihat bagaimana negara ini pernah bercita-cita jadi pusat kekuatan politik di Karibia.

Dan karena saya juga suka hal-hal yang berbau politik dan sejarah, tempat ini benar-benar bikin saya puas.

Pelajaran yang Saya Petik dari El Capitolio

Jujur, kunjungan ini nggak cuma soal wisata. Ada pelajaran penting yang saya bawa pulang.

Saya sadar bahwa arsitektur bukan cuma soal estetika, tapi juga simbol kekuasaan dan aspirasi. El Capitolio dibangun bukan sekadar untuk memamerkan kekayaan, tapi sebagai pernyataan bahwa Kuba bisa sejajar dengan negara-negara besar.

Saya juga belajar bahwa keindahan bisa bertahan, bahkan di tengah perubahan politik, ekonomi, dan zaman.

Kadang kita terlalu fokus pada masa depan sampai lupa melihat dan menghargai apa yang sudah ada di sekitar kita. El Capitolio mengajarkan saya untuk lebih peka dan menghargai warisan budaya.

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Wisatawan

Nah, sebelum saya akhiri cerita ini, saya mau kasih beberapa catatan buat teman-teman yang mungkin berencana ke sana.

Pertama, bahasa Spanyol sangat membantu. Walau banyak petugas bisa sedikit bahasa Inggris, tapi punya kosa kata dasar seperti “entrada” (masuk), “precio” (harga), atau “guía” (pemandu) akan mempermudah.

Kedua, karena internet di Kuba agak terbatas, unduh peta offline sebelum berangkat. Saya sempat nyasar beberapa blok karena Google Maps ngadat. Untung ada peta offline dan warga lokal yang baik hati.

Ketiga, jangan ragu ngobrol sama penduduk lokal. Banyak dari mereka sangat ramah dan terbuka. Bahkan, saya sempat diajak minum kopi oleh seorang pensiunan guru yang juga dulu bekerja sebagai pemandu tur di El Capitolio. Obrolan itu memberi saya perspektif baru tentang kehidupan di Kuba pasca revolusi.

El Capitolio adalah Pintu Masuk ke Jiwa Havana

Kalau saya bisa rangkum kunjungan ke El Capitolio dalam satu kata, mungkin itu adalah: mendalam.

Saya nggak cuma jalan-jalan dan foto-foto. Saya pulang dengan banyak cerita, pelajaran, dan rasa kagum yang tulus. Tempat ini membuat saya berpikir ulang tentang bagaimana sebuah negara ingin dikenang, dan bagaimana bangunan bisa jadi simbol harapan yang tidak pernah padam.

Jadi, buat kamu yang mungkin lagi nyusun itinerary ke Kuba—jangan lewatkan El Capitolio. Serius, ini bukan tempat biasa. Ini salah satu bagian penting dari hati dan jiwa Havana.

Baca Juga Artikel Berikut: Sustainability Fashion: Gaya Tanpa Merusak Bumi Cuma Tren

Author