Kalau kamu pikir belanja barang bekas itu kuno dan nggak bergengsi, berarti kamu belum kenal sama dunia thrifting yang sebenarnya. Saya pribadi dulunya skeptis juga, tapi setelah coba masuk ke lapak-lapak baju vintage, berburu jaket denim retro, dan nemu celana cargo unik cuma 30 ribuan—saya langsung jatuh cinta sama gaya hidup ini.
Thrifting bukan cuma soal hemat, tapi juga gaya, karakter, dan keberanian tampil beda. Nah, di artikel ini saya bakal kupas tuntas soal thrif ting dari berbagai sisi. Siap-siap ya, ini bakal panjang dan nendang!
Apa Itu Thrifting dan Mengapa Semakin Populer
Thrifting adalah aktivitas belanja barang bekas atau preloved—entah itu pakaian, aksesoris, sepatu, bahkan furnitur—yang masih layak pakai dan punya nilai. Barang-barang ini biasanya dijual dengan harga jauh lebih murah daripada barang baru.
Tapi sekarang, thrifting itu sudah berevolusi. Dari sekadar opsi karena keterbatasan dana, kini thrif ting jadi bagian dari lifestyle. Bahkan selebgram, fashion blogger, sampai anak kampus ikut-ikutan berburu “harta karun” di Pasar Senen atau akun Instagram thrift.
Alasan kenapa thrifting makin digemari:
-
Barang unik dan anti pasaran
-
Harga terjangkau
-
Sensasi berburu yang seru banget
-
Tren sustainable fashion dan kepedulian terhadap lingkungan
Thrifting Artinya Bukan Sekadar Belanja Murah, Tapi Gaya Hidup
Dulu, saya pernah malu pakai baju thrift di acara formal. Tapi lama-lama sadar, fashion bukan soal merek, tapi soal bagaimana kamu membawanya. Sekarang saya malah bangga bilang, “Ini jas cuma 40 ribu, ambil di lapak belakang Pasar Cimol.”
Thrifting artinya kamu peduli:
-
Terhadap lingkungan (mengurangi limbah fashion)
-
Terhadap keuangan pribadi (hemat tapi tetap gaya)
-
Terhadap identitas diri (menemukan gaya unik)
Bahkan banyak orang yang awalnya iseng, berakhir jadi reseller atau buka bisnis thrift online. Karena pasarnya gede banget, terutama di kalangan Gen Z dan milenial yang sadar gaya tapi tetap mikir budget.
Beberapa Tempat Belanja Thrifting Terpopuler di Indonesia
Indonesia punya banyak spot thrifting yang jadi surga bagi para pemburu barang unik. Beberapa yang paling populer antara lain:
-
Pasar Senen (Jakarta) – Legendaris. Hampir semua orang yang suka thrifting pasti pernah ke sini. Mulai dari kaos band, jaket tentara, hingga celana corduroy vintage ada semua.
-
Pasar Gedebage (Bandung) – Gudangnya baju bekas import. Banyak brand luar negeri dengan harga super miring.
-
Pasar Cimol (Garut) – Fokus di pakaian outdoor dan militer. Cocok buat penggemar jaket bomber dan cargo pants.
-
Pasar Tegal Gubug (Cirebon) – Lapaknya luas banget. Siapkan tenaga dan waktu ekstra buat menyusuri lorong-lorong thrift.
-
Pasar Baru (Surabaya) – Tempat ideal untuk mencari baju wanita dan tas bekas branded.
Kalau kamu nggak sempat datang langsung, jangan khawatir. Sekarang banyak thrift shop online di Instagram dan e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia.
Thrifting di Pasar Senen: Buka Jam Berapa dan Apa yang Bisa Ditemukan
Saya suka banget ke Pasar Senen, apalagi hari kerja jam 10 pagi—belum rame, dan pilihan masih banyak. Pasarnya buka sekitar pukul 09.00 WIB dan ramai sampai sore.
Yang bisa kamu temukan di sana:
-
Jaket varsity dan parka
-
Kemeja vintage
-
Kaos band original
-
Celana cargo army
-
Sepatu bekas (beberapa bahkan branded!)
Tips dari saya: bawa uang tunai, siap-siap tawar, dan jangan malas bongkar-bongkar. Kadang item terbaik justru ngumpet di tumpukan bawah.
Rekomendasi Nama yang Bagus untuk Brand atau Toko Online
Kalau kamu berniat buka lapak sendiri, branding itu penting. Nama thrift shop yang catchy dan mudah diingat bakal nempel di pikiran pembeli.
Beberapa ide nama thrift shop keren:
-
Vintage Vibe
-
Langka Lokal
-
Thrifted & Bold
-
Baju Lintas Masa
-
Preloved Pride
-
Sekian Saja (unik dan misterius!)
-
Pilah Pilih
-
Jadoel Chic
-
Bekas Berkelas
-
Laci Kedua
Pilih nama yang sesuai sama identitas produkmu: apakah fokus di fashion Korea, retro Amerika, atau streetwear Jepang?
Tips Cerdas Belanja agar Dapat Barang Berkualitas
Biar nggak zonk pas belanja thrift, ini beberapa tips dari pengalaman saya:
-
Cek noda dan kerusakan. Jangan cuma tergiur harga. Periksa jahitan, lubang, atau bekas cat.
-
Bawa ukuran referensi. Barang thrift kadang ukurannya nggak standar.
-
Datang pagi. Stok terbaik biasanya keluar di awal.
-
Tawar dengan sopan. Kebanyakan penjual terbuka untuk negosiasi harga.
-
Cuci sebelum dipakai. Ini wajib, karena kamu nggak tahu siapa yang pakai sebelumnya.
Saya pernah nemu jaket bomber vintage keren banget cuma Rp45.000. Setelah dicuci dan saya pakai ke kampus, banyak yang nanya beli di mana. Padahal, itu hasil bongkar-bongkar di pojokan lapak.
Keuntungan Thrifting: Hemat, Unik, dan Ramah Lingkungan
Saya bukan aktivis lingkungan, tapi sejak thrifting jadi kebiasaan, saya sadar kalau satu baju thrift artinya satu baju baru nggak perlu diproduksi.
Manfaat besar dari thrif ting:
-
Mengurangi limbah tekstil yang jadi masalah global
-
Menghemat uang untuk kebutuhan lain
-
Menambah nilai fashion pribadi lewat mix-and-match barang unik
-
Bisa jadi peluang bisnis kalau kamu tekuni
Kalau kamu jago styling, kamu bisa mem-branding diri sebagai thrift stylist. Banyak banget content creator sekarang yang memanfaatkan barang thrift untuk bikin konten OOTD keren.
Kesimpulan: Thrifting Sebagai Cara Gaya Tanpa Harus Boros
Thrifting bukan hanya tentang menghemat uang. Ini tentang eksplorasi, karakter, dan pilihan sadar untuk hidup lebih bijak. Lewat thrifting, saya belajar bahwa tampil keren nggak harus mahal, dan jadi unik itu jauh lebih menarik daripada ikut-ikutan tren.
Kalau kamu belum pernah coba, mulailah dari satu kaos atau jaket. Siapa tahu, kamu akan jatuh cinta sama sensasi nemu barang yang pas, murah, dan penuh cerita. Dan ingat: thrift bukan berarti murahan, tapi cerminan gaya yang penuh nilai.
Semua yang hidup harus berkembang termasuk juga diri sendiri, baca juga: Pengembangan Diri: Kunci Menuju Kehidupan yang Lebih Berkualitas