Sat. Dec 6th, 2025
Cafe Hopping

Saya punya pengakuan: saya kecanduan… cafe hopping. Nggak tahu sejak kapan, tapi nongkrong dari satu kafe ke kafe lain jadi semacam ritual wajib tiap akhir pekan. Apalagi di Jakarta, di mana kafe bukan cuma tempat ngopi, tapi juga jadi panggung gaya hidup, tempat kerja dadakan, bahkan spot foto yang bikin feed Instagram kelihatan aesthetic banget.

Jakarta itu seperti surga kecil bagi pecinta kopi dan desain interior. Dari utara sampai selatan, selalu ada saja kafe baru yang buka, dengan konsep unik yang menggoda buat dikunjungi. Dalam artikel ini, saya bakal bawa kamu menjelajah berbagai sudut Jakarta — sambil cerita pengalaman saya, rekomendasi spot, dan tips cafe hopping biar nggak cuma capek keliling tapi juga puas hati dan perut.

Kenapa Cafe Hopping?

Buat saya, cafe hopping bukan sekadar gaya hidup kekinian. Ini cara buat recharge. Setelah seminggu penuh kerjaan numpuk dan jalanan macet Jakarta yang legendaris, duduk di kafe sambil menyeruput kopi panas dan ngemil pastry itu seperti terapi. Apalagi kalau suasananya tenang, playlist-nya pas, dan interiornya bikin betah.

Plus, saya juga sering bawa laptop buat kerja atau nulis. Jadi, mencari kafe dengan WiFi cepat dan colokan jadi misi pribadi yang serius.

Cafe hopping juga jadi cara saya menilai kreativitas Jakarta. Tiap kafe punya gaya, identitas, bahkan karakter rasa kopi yang khas. Kadang dari satu tempat saya bisa dapat inspirasi desain interior, dari tempat lain saya belajar tentang bean dari Toraja atau Gayo.

Rute Cafe Hopping Favorit di Jakarta

Cafe Hopping

Setelah bertahun-tahun ngopi keliling Jakarta, saya punya rute pribadi yang biasa saya pakai kalau mau cafe hopping seharian. Rutenya beda-beda tergantung mood dan lokasi teman-teman yang mau diajak.

1. Jakarta Selatan: Surga Kafe Kreatif

Jaksel itu bisa dibilang pusat cafe hopping Jakarta. Kafe di sini nggak cuma jual kopi, tapi juga experience.

  • SRSLY Coffee (Kemang)
    Interior industrial minimalis, kopi strong, cocok buat kerja.

  • Titik Temu (Senopati)
    Suasananya tenang, tempat duduk banyak, cocok buat ngobrol santai.

  • Koultoura Coffee (Pesanggrahan)
    Punya konsep unik dan menu brunch yang oke banget.

  • Anomali Coffee (Menteng dan Kemang)
    Salah satu pelopor specialty coffee di Jakarta. Saya suka cold brew mereka.

Biasanya saya mulai dari Titik Temu buat sarapan, lanjut ke SRSLY buat kerja, sore ke Koultoura buat brunch kedua (iya, saya rakus), dan ditutup di Anomali buat ngobrol malam.

2. Jakarta Pusat: Sentuhan Elegan dan Heritage

Area Menteng dan Cikini punya deretan kafe dengan nuansa vintage dan berkelas.

  • Giyanti Coffee Roastery (Menteng)
    Kopi mereka benar-benar serius. Tempatnya kecil tapi punya soul.

  • One Fifteenth Coffee (Menteng)
    Desain Skandinavia, vibes tenang, dan baristanya ramah banget.

  • Tjikini Lima (Cikini)
    Lebih ke restoran-kafe, tapi suasananya hangat dan makanannya enak.

Salah satu cafe hopping favorit saya adalah mampir ke Giyanti pagi-pagi sebelum lifestyle meeting. Harumnya roasting-an kopi di sana luar biasa menggoda.

3. Jakarta Barat: Hidden Gem yang Naik Daun

Jakbar makin ramai dengan kehadiran banyak hidden gem yang nggak kalah keren dari Jaksel.

  • Say Something Coffee (Puri)
    Minimalis, banyak sudut buat kerja, dan kopinya ringan.

  • Coffee Smith (Green Ville)
    Punya roastery sendiri dan suka eksperimen dengan menu seasonal.

  • Dopa Coffee Studio (Kebon Jeruk)
    Interior cerah, Instagrammable, cocok buat kamu yang cari konten.

Biasanya saya ke Jakbar kalau pengen cafe hopping yang agak jauh dari keramaian pusat kota.

4. Jakarta Timur: Kecil tapi Potensial

Meski nggak sepadat Jaksel, Jakarta Timur punya beberapa kafe kece.

  • Sleepyhead Coffee (Rawamangun)
    Kecil tapi nyaman, cocok buat kerja seharian.

  • Vilo Gelato & Coffee
    Lebih ke tempat nongkrong santai sambil ngemil gelato enak.

JakTim sering saya datangi kalau mau suasana lebih sepi tapi tetap punya kopi enak.

5. Jakarta Utara: View Laut dan Spot Unik

Cafe hopping sambil lihat laut? Bisa banget!

  • Six Ounces Coffee (Kelapa Gading)
    Menu lengkap dari kopi sampai brunch. Interior clean dan cozy.

  • Coarse & Fine (PIK)
    Pemandangan laut, suasana santai, dan makanan western-style yang lumayan oke.

PIK dan sekitarnya jadi destinasi cafe hopping sekaligus short escape dari keramaian kota.

Tips Cafe Hopping ala Saya

Buat kamu yang mau coba cafe hopping sehari penuh, berikut tips dari pengalaman pribadi:

  1. Mulai pagi hari
    Kafe pagi masih sepi dan ambience-nya tenang. Cocok buat nulis atau kerja.

  2. Bawa power bank dan colokan
    Nggak semua kafe punya colokan yang banyak. Jangan sampai low batt pas lagi asik.

  3. Pesan menu yang berbeda di tiap tempat
    Biar pengalaman kamu nggak monoton. Misalnya: espresso di tempat A, croissant di tempat B, matcha latte di tempat C.

  4. Gunakan aplikasi review
    Cek Google Maps atau Zomato buat lihat rating dan ulasan pengunjung.

  5. Jangan takut masuk kafe baru
    Kadang tempat yang nggak viral justru punya kejutan menyenangkan.

Desain Kafe yang Menarik Perhatian

Saya kadang cafe hopping bukan buat kopi, tapi buat melihat desain interior. Beberapa gaya yang sering saya temui di Jakarta:

  • Industrial raw: bata ekspos, semen kasar, lampu gantung metal.

  • Scandinavian: clean, serba putih, dengan aksen kayu terang.

  • Tropical jungle: banyak tanaman, warna hijau dominan.

  • Rustic vintage: mebel tua, lukisan retro, suasana cozy banget.

Buat saya pribadi, desain yang menyatu dengan pelayanan dan kualitas kopi akan membuat saya balik lagi ke tempat itu.

Kafe Ramah Pekerja Laptop

Salah satu alasan saya suka cafe hopping adalah mencari tempat kerja alternatif. Jadi saya perhatikan beberapa hal:

  • Colokan mudah dijangkau

  • WiFi stabil

  • Musik nggak terlalu kencang

  • Kursi nyaman

Beberapa tempat favorit saya buat kerja:

  • SRSLY Coffee

  • One Fifteenth

  • Sleepyhead

  • Tanamera (beberapa cabang)

  • Kopikalyan

Cocok banget buat freelancer, mahasiswa, atau pekerja remote.

Biaya Cafe Hopping: Berapa Budget Sehari?

Tergantung gaya kamu. Kalau mau hemat, cukup kopi dan air mineral di tiap kafe. Tapi kalau ingin all-in — kopi, makanan, dessert — siapin sekitar Rp200.000 – Rp400.000 untuk 3–4 kafe dalam sehari.

Saya biasanya makan berat hanya sekali, sisanya ngemil dan ngopi.

Cafe Hopping Bersama Teman vs Sendiri

Dua-duanya punya keseruan sendiri. Kalau sama teman, bisa sharing menu dan ngobrol panjang. Tapi kalau sendiri, saya bisa lebih fokus kerja atau sekadar menikmati kopi sambil baca buku.

Kadang saya sengaja solo cafe hopping buat “me time”. Rasanya healing banget, lho!

Tren Kafe Jakarta: Ke Mana Arah Perkembangannya?

Saya lihat tren kafe Jakarta makin berkembang:

  • Specialty coffee lebih diminati
    Orang sekarang mulai paham soal origin, metode seduh, dan tingkat roasting.

  • Kafe tematik naik daun
    Misalnya kafe dengan tema Jepang, Korea, sampai era 90-an.

  • Sustainability dan eco-friendly
    Kafe dengan sedotan kertas, furniture daur ulang, atau no plastic mulai banyak.

  • Hybrid space
    Kafe sekaligus galeri, co-working, atau toko buku.

Ini bikin saya makin semangat menjelajahi lebih banyak tempat baru. Karena tiap kafe selalu punya sesuatu yang unik.

Penutup: Cafe Hopping Lebih dari Sekadar Nongkrong

Buat saya, cafe hopping itu bukan hobi, tapi cara mencicipi hidup di Jakarta. Lewat segelas kopi dan suasana kafe, saya bisa merasakan semangat kota ini — dari kreatifitas pemilik kafe, keramahan barista, hingga komunitas kecil yang tumbuh di setiap sudutnya.

Kalau kamu belum pernah coba cafe hopping di Jakarta, saya tantang kamu mulai akhir pekan ini. Pilih tiga kafe, ajak teman atau sendiri, dan nikmati setiap rasa, aroma, dan suasananya.

Siapa tahu, kamu bakal jatuh cinta seperti saya.

Baca juga artikel berikut: Growth Mindset Daily: Ubah Pola Pikir Setiap Hari

Author