Mon. May 12th, 2025
Growth Mindset

 hAku nggak akan lupa momen ketika aku sadar kalau selama ini aku terlalu keras sama diriku sendiri. Bukan soal kerja keras atau komitmen, tapi soal pola pikir. Aku dulu sering ngerasa kalau gagal itu bukti aku nggak cukup pintar, kalau orang lain sukses karena mereka punya bakat, dan kalau aku nggak bisa sesuatu ya berarti aku memang nggak cocok. Sampai akhirnya aku ketemu satu konsep sederhana tapi mengubah hidupku: growth mindset.

Bukan, ini bukan mantra ajaib yang langsung bikin semua lebih mudah. Tapi ini adalah cara baru melihat diri sendiri dan dunia. Dan begitu aku mulai menerapkannya sedikit demi sedikit setiap hari, efeknya luar biasa. Hari ini aku mau ngajak kamu pelan-pelan mengenal, membentuk, dan mempraktikkan mindset growth secara harian. Karena jujur aja, mindset itu nggak bisa dibentuk sekali duduk. Harus dilatih. Harus diulang. Danarus dijadikan kebiasaan.

Apa Itu Growth Mindset?

Growth Mindset

Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Carol Dweck, seorang psikolog dari Stanford. Ia membagi cara orang melihat kemampuan mereka jadi dua:

  • Fixed Mindset: percaya bahwa kemampuan itu bawaan lahir dan nggak bisa diubah. Kalau gagal berarti kamu memang nggak berbakat.

  • Growth Mindset: percaya bahwa kemampuan bisa berkembang lewat usaha, belajar, dan latihan.

Contohnya:

  • Orang dengan fixed mindset bilang, “Aku jelek di matematika, jadi nggak usah nyoba.”

  • Orang dengan growth mindset bilang, “Matematika susah sih, tapi aku bisa belajar pelan-pelan dan jadi lebih baik.”

Dan ini berlaku di semua aspek hidup—pekerjaan, relasi, kebiasaan, bahkan kesehatan mental.

Kenapa Growth Mindset Itu Powerful?

Aku udah ngalamin sendiri, dan ini beberapa manfaat yang benar-benar terasa saat aku mulai berpindah dari pola pikir lama ke growth mindset:

1. Lebih Tahan Mental

Dulu kalau gagal, aku langsung down. Sekarang aku belajar tanya ke diri sendiri: “Oke, apa yang bisa aku ambil dari kegagalan ini?” Aku belajar melihat kegagalan bukan sebagai akhir, tapi proses.

2. Lebih Berani Coba Hal Baru

Growth mindset bikin aku lebih berani ambil risiko. Nggak takut salah, karena tahu salah itu bagian dari proses.

3. Progres Lebih Terukur

Karena aku percaya bisa berkembang, aku jadi lebih rajin latihan dan evaluasi. Dan itu bikin aku bisa melihat progres real dalam hal apa pun.

4. Nggak Mudah Iri

Daripada bandingin diri dengan orang lain, aku mulai fokus ke perjalananku sendiri. Setiap orang punya timeline-nya masing-masing.

Bagaimana Cara Membangun Growth Mindset Setiap Hari?

Nah ini bagian pentingnya. Growth mindset bukan sesuatu yang langsung ON/OFF. Ini kayak otot. Harus dilatih, diulang, dan dibiasakan.

Berikut rutinitas harian yang aku jalani (dan kamu bisa adaptasi juga) untuk membangun mindset yang terus tumbuh:

1. Mulai Hari dengan Pertanyaan yang Membangun

Setiap pagi, sebelum buka HP, aku coba tanya ke diriku sendiri:

  • Apa yang ingin aku pelajari hari ini?

  • Kalau aku gagal hari ini, apa yang akan tetap aku pelajari?

  • Hal kecil apa yang bisa aku lakukan untuk lebih baik dari kemarin?

Pertanyaan ini mengarahkan fokusku ke pertumbuhan, bukan pencapaian lifestyle semata.

2. Tulis “Micro Wins” Setiap Hari

Di malam hari, aku biasain nulis 3 hal kecil yang aku capai. Bukan pencapaian besar, tapi hal-hal yang menunjukkan aku berkembang.

Misalnya:

  • Hari ini aku belajar 10 kata baru dalam bahasa Jepang

  • Hari ini aku lebih sabar saat kerja tim

  • Hari ini aku olahraga meski cuma 10 menit

Menulis ini bikin otak kita ngeh bahwa progress itu nyata, sekecil apa pun.

3. Ganti Kalimat-Kalimat “Toksik” dalam Kepala

Aku dulu sering bilang:

  • “Aku nggak bisa.”

  • “Aku selalu gagal.”

  • “Aku memang bodoh soal ini.”

Sekarang aku ganti jadi:

  • “Aku belum bisa—tapi aku bisa belajar.”

  • “Gagal ini menyebalkan, tapi aku bisa coba pendekatan lain.”

  • “Aku nggak paham sekarang, tapi aku bisa bertanya atau riset.”

Perubahan bahasa ini ternyata berpengaruh besar ke cara pikir kita secara keseluruhan.

4. Belajar dari Orang Lain, Bukan Membandingkan Diri

Aku sekarang lebih sering lihat sosok yang aku kagumi sebagai inspirasi belajar. Aku nanya:

  • Mereka belajar apa dulu?

  • Mereka gagal berapa kali sebelum berhasil?

  • Mereka punya kebiasaan apa yang bisa aku tiru?

Fokusnya bukan “kenapa aku nggak kayak dia?”, tapi “apa yang bisa aku pelajari dari dia?”

5. Ulang Afirmasi Positif yang Realistis

Afirmasi itu bagus, asal realistis dan berbasis usaha.

Daripada bilang: “Aku pasti sukses besar!”
Aku lebih suka: “Aku dalam proses belajar jadi lebih baik, dan aku pantas diberi kesempatan.”

Tantangan dalam Membangun Growth Mindset

Nggak mudah, aku akui. Ada hari di mana aku pengen nyerah. Ada hari di mana fixed mindset nyusup pelan-pelan.

Beberapa tantangan yang sering aku alami:

1. Lingkungan Negatif

Kalau kamu dikelilingi orang yang suka nyinyir, ngejek, atau suka merendahkan orang lain, sulit banget mempertahankan growth mindset. Aku akhirnya belajar jaga jarak dan lebih banyak interaksi dengan komunitas yang suportif.

2. Diri Sendiri yang Paling Keras

Kadang kita adalah musuh terbesar buat diri kita sendiri. Ekspektasi tinggi, takut gagal, dan standar perfeksionis bisa membunuh growth mindset dari dalam. Aku belajar kasih ruang buat gagal. Nggak harus sempurna, yang penting konsisten.

3. Hasil Lambat Bikin Frustrasi

Growth mindset mengajarkan bahwa hasil besar itu dibangun dari langkah kecil. Tapi sabar itu butuh dilatih juga. Setiap kali aku mulai frustrasi, aku ingatkan diri: yang penting bukan seberapa cepat aku sampai, tapi seberapa jauh aku terus melangkah.

Cara Menularkan Growth Mindset ke Orang Sekitar

Satu hal menarik dari growth mindset adalah ia bisa menular. Tapi bukan lewat ceramah. Lewat contoh.

Aku mulai dari hal kecil:

  • Mengapresiasi usaha, bukan hanya hasil

  • Mendorong teman untuk coba lagi, bukan langsung nyalahin

  • Nanya “apa yang kamu pelajari dari situ?” setiap kali temen cerita gagal

Dan hasilnya? Orang-orang di sekitarku mulai berubah juga. Lingkungan kecil itu bisa tumbuh bersama kalau kita mulai dari diri sendiri.

Growth Mindset di Dunia Kerja

Pola pikir ini nggak cuma buat sekolah atau hobi. Di dunia kerja, growth mindset sangat berharga.

Tim yang punya growth mindset:

  • Lebih terbuka menerima masukan

  • Nggak takut eksperimen

  • Cepat bangkit dari kesalahan

  • Kolaboratif dan adaptif

Aku pernah kerja di dua tempat berbeda. Yang satu penuh toxic competition, yang lain penuh feedback dan semangat berkembang. Hasilnya beda banget. Yang pertama bikin burnout. Yang kedua bikin aku merasa hidup dan tumbuh.

Growth Mindset dan Kesehatan Mental

Banyak yang mikir growth mindset cuma soal produktivitas. Padahal ini juga sangat membantu kesehatan mental.

Dengan growth mindset, aku jadi:

  • Lebih sabar pada proses diri

  • Nggak buru-buru nyimpulin diri gagal

  • Lebih menghargai progres sekecil apapun

  • Lebih jarang overthinking tentang masa lalu

Aku bukan psikolog, tapi dari pengalaman pribadi, mindset ini membantu banget dalam mengelola stres, rasa bersalah, dan perasaan stagnan.

Kombinasi Growth Mindset dengan Habit Kecil

Untuk benar-benar menanamkan growth mindset, aku kombinasikan dengan kebiasaan kecil:

  • Baca 10 menit sehari tentang topik baru

  • Tuliskan satu kesalahan dan pelajaran setiap malam

  • Tonton video inspiratif atau edukatif 1x sehari

  • Tantang diri mencoba 1 hal baru per minggu

Nggak harus ekstrem. Yang penting konsisten dan masuk ke rutinitas harian.

Kesimpulan: Ubah Pola Pikir, Ubah Hidup

Growth mindset bukan soal jadi superman. Bukan soal jadi yang paling cerdas, paling produktif, atau paling cepat sukses. Ini soal percaya bahwa kamu bisa tumbuh, bisa belajar, dan bisa bangkit dari kesalahan.

Bukan hari ini. Mungkin bukan besok. Tapi kalau kamu terus melangkah, perubahan itu pasti datang.

Ubah pola pikir setiap hari. Sedikit demi sedikit. Karena setiap langkah kecil itu mendekatkan kamu ke versi terbaik dari dirimu sendiri.

Dan itu adalah investasi terbaik yang bisa kamu mulai sekarang.

Baca juga artikel berikut: Morning Routine Checklist: Awali Hari Tanpa Drama

Author