Sat. Jul 19th, 2025
Dice Cake

Jakarta, odishanewsinsight.com – Kita hidup di zaman di mana makanan bukan sekadar soal rasa. Penampilan, estetika, bahkan aura fotogenik untuk Instagram jadi bagian penting dari “pengalaman makan”. Dan di tengah fenomena ini, lahirlah Dice Cake—dessert mini berbentuk dadu yang manisnya bukan main, literally dan visual.

Saya tahu tren ini dari TikTok, ketika feed saya penuh dengan video slow-mo potongan kue warna-warni ini. Sekilas terlihat seperti balok mainan anak-anak, tapi saat dipotong—isi krim, sponge cake, dan buah menyembul dari dalam. Instan jatuh hati.

Tapi kenapa kue ini bisa sedemikian viral? Apakah sekadar visual, atau memang rasanya seheboh tampilannya?

Apa Itu Dice Cake? Dari Mana Asalnya?

Dice Cake

Dice Cake adalah kue kecil berbentuk kubus sempurna—persis seperti dadu mainan. Biasanya berukuran sekitar 4–5 cm per sisi, dice cake terdiri dari lapisan sponge cake, krim, dan isian (seperti buah atau mousse), dibungkus icing atau glazur berwarna cerah. Kadang ada topping berbentuk bulatan kecil seperti titik dadu.

Desainnya memang sangat “K-pop dessert shop”, terinspirasi dari tren kue Jepang dan Korea Selatan yang memadukan keimutan visual dengan kemurnian rasa.

Meski belum ada catatan resmi siapa penciptanya, banyak yang percaya tren ini berasal dari dessert café di Seoul dan kemudian menyebar cepat ke Jepang, Taiwan, hingga akhirnya meledak di TikTok dan Instagram, terutama lewat konten cutting cake yang memuaskan.

Mengapa Dice Cake Bisa Viral?

a. Bentuk Unik dan Lucu

Tak bisa disangkal, bentuknya yang menyerupai dadu benar-benar beda dari kebanyakan kue. Bukan bundar, bukan slice, tapi kubus dengan estetika geometri yang rapi. Mata Gen Z langsung tertarik karena tampilannya estetik dan mudah difoto.

b. ASMR Cutting Cake

Fenomena cutting cake ASMR di TikTok dan Reels jadi faktor besar penyebaran tren ini. Saat dice cake dipotong, teksturnya lembut, dan bunyi “squish” dari krim dan sponge-nya bikin penonton puas secara sensorik.

c. Rasa yang Nyambung di Lidah Asia

Tidak seperti dessert Barat yang kadang terlalu manis, dice cake cenderung punya rasa mild sweet—lembut, creamy, dengan isian seperti matcha, taro, stroberi, atau red bean yang familiar di lidah Asia.

Pengalaman Menikmati Dice Cake: Lebih dari Sekadar Manis

Saya pernah mencicipi dice cake dari bakery artisan di Jakarta Selatan. Harganya memang tak murah—sekitar Rp 25.000–30.000 per potong kecil. Tapi begitu digigit, wajar kalau banyak yang rela antre.

Dice cake pertama saya berwarna pastel pink dengan isian mousse stroberi dan sponge vanilla. Lapisan luarnya halus seperti glazur, dan ketika dipotong, bentuknya tetap kokoh—tidak ambyar. Rasanya? Subtle, tidak “ngendal” seperti kue ulang tahun biasa. Manisnya tipis, tapi aromanya fresh.

Yang membuat beda adalah pengalaman emosionalnya. Karena kecil, kamu cenderung makan perlahan. Karena cantik, kamu jadi menghargai tampilannya sebelum masuk ke mulut. Ini bukan sekadar ngemil. Ini semacam “sesi mindfulness lewat makanan”.

Cara Membuat Dice Cake: Kreatif dan Butuh Ketelatenan

Kalau kamu tertarik bikin sendiri di rumah (dan punya waktu), dice cake bisa jadi proyek baking yang menyenangkan. Tapi harus siap dengan alat dan ketelitian tinggi.

Bahan Dasar:

  • Sponge cake (vanilla atau cokelat)

  • Whipped cream atau buttercream

  • Isian (selai, mousse, buah segar)

  • Glaze/ganache berwarna

  • Fondant atau choco dot untuk hiasan titik dadu

Proses Singkat:

  1. Buat sponge cake tipis, potong menjadi lembaran persegi.

  2. Tumpuk dan isikan, bentuk kubus mini.

  3. Dinginkan dulu agar tidak ambyar saat dihias.

  4. Lapisi dengan icing secara hati-hati, lalu hias titik dadu.

Tips: Simpan di kulkas selama 30 menit sebelum disajikan agar potongannya rapi.

Membuat dice bukan hanya tentang teknik, tapi juga kreativitas visual. Kamu bisa kombinasikan warna icing sesuai mood, beri glitter edible, atau desain seperti karakter game atau anime.

Tren Dice Cake di Indonesia dan Masa Depannya

Dice cake sudah mulai ramai di kota-kota besar. Di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali, beberapa café dan bakery kekinian menyelipkan dice di menu mereka. Bahkan beberapa UMKM mulai membuka pre-order via Instagram dan Shopee.

Fenomena ini juga membuka peluang bisnis:

  • Bento cake dan dice cake box set untuk hampers.

  • Kelas online membuat dice cake laris di TikTok dan YouTube.

  • Food content creator membuat konten potong kue yang viral.

Tapi apakah tren ini akan bertahan lama?

Mungkin tidak selamanya. Seperti banyak tren dessert Instagrammable, ada masanya mereka turun pamor. Tapi dice cake punya kelebihan: ia bukan cuma cantik, tapi juga enak dan fleksibel dikreasikan. Jadi bukan tak mungkin, dice berevolusi—jadi dessert lebaran? Dice cake isi klepon? Siapa tahu!

Penutup: Dice Cake Bukan Sekadar Kue, Tapi Simbol Era Visual

Dice Cake menunjukkan bahwa makanan sekarang tak cuma tentang rasa, tapi juga cerita visual, sensasi, bahkan representasi identitas digital. Kita ingin makanan yang bisa kita nikmati—dan kita pamerkan.

Di tengah hiruk pikuk konten viral, dice cake mungkin hanya salah satu bintang yang sedang bersinar. Tapi selama ia masih menghadirkan senyum kecil di wajah kita saat dipotong, selama itu pula dice punya tempat di hati (dan feed) para penikmat dessert modern.

Baca Juga Artikel dari: Sacher Torte: Rahasia Nikmat Kue Coklat Legendaris Dunia

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food

Author