Mon. Jul 14th, 2025
Kue Tatak dan Filosofi Kehangatan dalam Setiap Gigitan

JAKARTA, odishanewsinsight.com – Siapa yang tak kenal dengan kue tatak? Kue ini sering hadir di pasar tradisional atau acara keluarga seperti kenduri, syukuran, dan hari besar. Bahkan, saya pribadi punya kenangan manis dengan kue ini. Saat kecil, nenek saya selalu membuatnya setiap lebaran. Teksturnya yang lembut, rasa manisnya yang pas, dan aroma pisang yang khas membuat kue tatak selalu dirindukan. Kini, mari kita kupas lebih dalam mengenai kue tradisional ini dari berbagai sisi.

Asal Usul Kue Tatak yang Menarik Diketahui

Kue Tatak dan Filosofi Kehangatan dalam Setiap Gigitan

Kue tatak berasal dari daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Masyarakat Banjar sudah mengenal kue ini sejak dulu, dan menjadikannya bagian dari tradisi kuliner mereka. Secara etimologis, kata “tatak” bisa diartikan sebagai “potong”. Ini karena penyajian kue ini biasanya dipotong kecil-kecil setelah matang, agar mudah disantap.

Selain itu, banyak sumber menyebutkan bahwa kue ini awalnya dibuat sebagai makanan persembahan dalam acara adat dan keagamaan. Seiring waktu, kue tatak menjadi sajian favorit harian karena bahan-bahannya mudah didapat dan proses pembuatannya cukup praktis.

Bahan Dasar yang Membuat Kue Tatak Begitu Istimewa

Salah satu keunikan kue tatak terletak pada bahan dasarnya. Kue ini menggunakan pisang sebagai bahan utama. Biasanya, jenis pisang yang dipakai adalah pisang kepok yang sudah matang agar menghasilkan rasa manis alami. Selain itu, tepung terigu, santan, gula pasir, dan sedikit garam ikut memberi sentuhan cita rasa gurih dan lembut.

Untuk memperkuat rasa tradisional, banyak yang menambahkan sedikit vanili atau daun pandan. Aroma harum yang muncul selama proses mengukus selalu menggoda siapa pun yang ada di dapur. Saya sering kali mencicipi adonannya bahkan sebelum matang!

Langkah-Langkah Membuat Kue Tatak yang Praktis dan Lezat

Membuat kue tatak sebenarnya tidak sulit. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Siapkan bahan: Pisang yang sudah matang, tepung terigu, gula pasir, santan, garam, dan vanili.

  2. Haluskan pisang menggunakan garpu hingga teksturnya lembut.

  3. Campur semua bahan ke dalam wadah besar, lalu aduk hingga rata.

  4. Tuangkan adonan ke dalam loyang yang telah diolesi minyak agar tidak lengket.

  5. Kukus adonan selama kurang lebih 30 menit hingga matang.

  6. Setelah dingin, potong-potong dan siap disajikan.

Proses ini hanya memerlukan waktu sekitar satu jam dari awal hingga selesai. Tidak heran jika banyak ibu rumah tangga menjadikan kue tatak sebagai pilihan camilan keluarga.

Kue Tatak dan Variasinya yang Menggoda

Meski resep tradisional Food tetap digemari, kue tatak kini hadir dalam berbagai variasi. Beberapa kreasi modern menambahkan topping seperti keju parut, coklat meises, atau bahkan meses warna-warni untuk menarik perhatian anak-anak. Ada pula yang mengganti pisang dengan ubi ungu atau labu kuning, tanpa mengubah proses dasar pembuatannya.

Dengan adanya variasi ini, kue tatak tidak hanya menjadi simbol budaya lokal tetapi juga mengikuti perkembangan selera masyarakat masa kini. Bahkan, dalam acara arisan di kompleks saya, kue tatak varian coklat menjadi primadona yang langsung habis dalam hitungan menit!

Makna Filosofis di Balik 

Di balik kelembutan kue ini, ternyata tersimpan filosofi yang mendalam. Masyarakat Banjar percaya bahwa kue tatak melambangkan kebersamaan dan keberkahan. Potongan kecilnya menggambarkan nilai berbagi yang penting dalam kehidupan sosial.

Selain itu, karena kue ini sering disajikan dalam acara syukuran atau hari besar keagamaan,  juga diartikan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diterima. Nilai-nilai seperti ini masih terus dijaga oleh masyarakat hingga kini, meskipun zaman sudah banyak berubah.

Kue Tatak Sebagai Warisan Budaya Kuliner Indonesia

Tidak berlebihan jika kue tatak dikategorikan sebagai warisan budaya kuliner. Indonesia memang kaya akan jajanan pasar, dan merupakan salah satu contohnya yang masih eksis hingga sekarang. Bahkan, beberapa hotel berbintang mulai menyajikan kue ini dalam konsep “afternoon tea” atau buffet tradisional.

Saya pernah mencicipi versi hotel dari kue tatak ini. Rasanya memang lebih halus dan penyajiannya sangat elegan. Namun demikian, saya tetap merasa bahwa versi buatan nenek saya jauh lebih nikmat karena penuh dengan cinta dan kenangan masa kecil.

Tips Sukses Membuat Anti Gagal

Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar kue tatak buatan Anda sukses dan lezat:

  • Gunakan pisang yang benar-benar matang agar rasa manis alami lebih kuat.

  • Jangan terlalu banyak mengaduk adonan agar kue tidak keras.

  • Kukus menggunakan api sedang, karena api terlalu besar akan membuat permukaan kue pecah.

  • Biarkan kue dingin dulu sebelum dipotong agar tidak hancur.

Dengan mengikuti tips tersebut, saya yakin Anda bisa menyajikan kue tatak yang tak kalah enak dari buatan para ahli.

Potensi Usaha Kuliner Rumahan

Selain menjadi camilan, kue tatak juga bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Banyak pelaku UMKM di daerah Kalimantan yang sudah mulai menjual kue ini dalam bentuk kemasan modern. Bahkan, mereka memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya ke luar daerah.

Jika Anda punya minat di bidang kuliner, tidak ada salahnya menjadikan sebagai produk unggulan. Modalnya kecil, tapi pasarnya luas. Terlebih, orang-orang saat ini semakin menyukai makanan tradisional yang autentik dan tidak mengandung bahan pengawet.

Menghidupkan Kembali Tradisi Lewat 

Di era modern seperti sekarang, tradisi sering kali mulai terlupakan. Padahal, lewat makanan seperti kue tatak, kita bisa menjaga dan merayakan budaya. Saya percaya bahwa makanan bukan sekadar pengisi perut, tetapi juga jembatan yang menghubungkan generasi.

Misalnya, ketika saya membuat bersama anak-anak saya, saya sekaligus bercerita tentang masa kecil saya. Mereka jadi tahu bagaimana nenek mereka dulu memasak, bagaimana suasana kampung, dan betapa sederhananya hidup saat itu. Momen-momen seperti ini sangat berarti, bukan?

Kue Tatak Tak Hanya Lezat, Tapi Juga Bermakna

Akhir kata, kue tatak bukan hanya soal rasa. Ia adalah bagian dari identitas budaya, sarana berbagi kasih sayang, dan cara untuk kembali pada akar tradisi. Dengan bahan yang sederhana dan cara membuat yang mudah, kue ini terus hadir menyemarakkan meja-meja makan di berbagai pelosok Indonesia.

Saya pribadi merasa bahwa menjaga tradisi kuliner seperti ini adalah tanggung jawab kita bersama. Jadi, mari terus hidupkan rasa cinta pada kuliner lokal. Mulailah dari yang kecil—seperti membuat di rumah dan membagikannya pada orang-orang terdekat.
Baca Juga Artikel Berikut: Fla Puding: Si Manis yang Lagi Viral Semua Suka Puding Ini?

Author