Jakarta, odishanewsinsight.com – Sore itu hujan mengguyur Jakarta. Di salah satu restoran India kecil di bilangan Cipete, aku duduk dengan semangkuk kari berwarna jingga kemerahan yang mengepul di depan mata. Aroma mentega, tomat, dan rempah menggoda tajam, seolah memanggil dari jauh. Di atas nasi basmati yang hangat, sesendok pertama membuatku terdiam. Lembut. Kaya. Hangat.
Begitulah perkenalanku dengan Butter Chicken India, atau yang dalam bahasa aslinya disebut Murgh Makhani. Sebuah hidangan yang tak hanya memanjakan lidah, tapi juga memeluk perasaan.
Namun, sebelum kita membahas soal rasa, mari kita mundur sejenak. Karena seperti banyak makanan ikonik lainnya, Butter Chicken India punya sejarah yang menarik dan agak romantis.
Sejarah Butter Chicken—Dari Dapur Imigran Hingga Meja Dunia
Asal-usul Butter Chicken India bisa ditelusuri ke tahun 1950-an di Old Delhi, India. Adalah Kundan Lal Gujral, seorang imigran asal Punjab yang membuka restoran legendaris bernama Moti Mahal di Daryaganj.
Cerita bermula dari masalah sederhana: bagaimana caranya menggunakan kembali ayam tandoori sisa agar tidak mubazir?
Jawabannya? Ia membuat saus kaya rasa dari tomat, krim, mentega, dan berbagai rempah khas India, lalu merebus potongan ayam tandoori di dalamnya. Boom. Terciptalah hidangan yang belakangan dikenal sebagai Butter Chicken.
Awalnya hanya “inovasi dapur darurat,” tapi siapa sangka, Butter Chicken justru menciptakan gelombang baru dalam dunia kuliner India. Rasanya yang creamy, sedikit manis, dan ringan dibandingkan kari-kari tradisional India membuatnya diterima secara global.
Restoran-restoran di luar India mulai menambahkan Butter Chicken India dalam menu. Bahkan di London, Melbourne, hingga New York, hidangan ini jadi pintu masuk banyak orang ke dunia masakan India.
Cita Rasa Butter Chicken India—Simfoni Lembut, Asam, dan Kaya Rempah
Kalau ditanya seperti apa rasanya Butter Chicken India, bayangkan kombinasi saus tomat yang dimasak dengan butter dan krim, ditambah rempah khas India seperti garam masala, jinten, kapulaga, dan kayu manis.
Namun, rahasia sebenarnya bukan cuma pada bumbu, tapi pada teknik memasaknya.
1. Ayam Tandoori
Ayam yang digunakan biasanya direndam semalaman dalam yogurt dan rempah (marinasi), lalu dipanggang dengan cara tandoori alias dalam oven tanah liat panas. Ini membuat tekstur ayam tetap juicy meski dimasak ulang dalam saus.
2. Saus Butter yang Ikonik
Campuran tomat matang, bawang bombay, krim, dan tentu saja: mentega. Banyak. Di sinilah letak nama “Butter” Chicken.
Menariknya, rasa yang dihasilkan tidak terlalu pedas, malah cenderung creamy dan balanced. Jadi cocok banget buat mereka yang baru pertama kali mencicipi masakan India.
3. Aromatik yang Menenangkan
Beberapa orang bilang Butter Chicken terasa seperti pelukan hangat dari nenek India yang tidak kamu tahu kamu butuhkan. Aromanya alone bisa bikin perut keroncongan.
Butter Chicken India vs Chicken Tikka Masala—Dua Saudara Beda Jalan
Banyak orang mengira Butter Chicken sama dengan Chicken Tikka Masala, apalagi di restoran India di luar negeri. Tapi sebenarnya ada perbedaan yang cukup jelas.
Aspek | Butter Chicken | Chicken Tikka Masala |
---|---|---|
Asal | India (Delhi) | Inggris (diaspora India) |
Rasa | Creamy, buttery, lebih ringan | Lebih spicy, asam, dan intens |
Saus | Tomat + mentega + krim | Tomat + yogurt atau krim tanpa butter |
Teknik ayam | Tandoori (dipanggang lebih dulu) | Tikka (juga dipanggang tapi bisa lebih kering) |
Jadi kalau kamu mencari rasa yang lebih lembut, buttery dan “soul food” banget, Butter Chicken adalah jawaban. Tapi kalau kamu lebih suka rasa rempah yang eksplosif dan berani, Chicken Tikka Masala bisa dicoba.
Butter Chicken India dan Budaya Makan India—Lebih dari Sekadar Makanan
Dalam budaya India, makan bukan hanya soal perut. Itu soal pertemuan, koneksi, dan identitas.
Butter Chicken India sering disajikan dalam acara keluarga, perayaan, bahkan pernikahan. Biasanya ditemani roti naan hangat atau nasi basmati.
Menariknya, karena Butter Chicken dianggap “ramah lidah”, ia sering jadi hidangan transisi bagi tamu asing yang ingin mencicipi masakan India tanpa langsung diserang rasa pedas ekstrem.
Seiring perkembangan zaman, banyak variasi Butter Chicken bermunculan:
-
Vegan Butter Chicken: Menggunakan jamur, tahu, atau tempe.
-
Fusion Butter Chicken Pizza: Dengan saus kari di atas roti pipih.
-
Instant Butter Chicken Mix: Dalam bentuk bumbu instan siap pakai di supermarket India dan online store global.
Bahkan di Indonesia, beberapa restoran fusion seperti di Bali, Jakarta, dan Yogyakarta mulai menghidangkan Butter Chicken dengan sentuhan lokal, seperti disajikan dengan nasi uduk atau kerupuk kulit.
Penutup: Butter Chicken India, Jejak Rasa dan Kisah di Tiap Suapan
Butter Chicken India bukan sekadar makanan. Ia adalah jejak sejarah, cermin budaya, dan bukti bahwa inovasi dapur bisa jadi warisan dunia. Dari tandoor panas di Delhi hingga meja kayu di kafe urban Jakarta, Butter Chicken menyatukan banyak hal: rempah, rasa, dan rasa penasaran.
Dan setiap kali kamu menyendok saus jingga lembut itu ke atas nasi, mungkin kamu juga sedang menyendok sepotong kisah panjang tentang perjuangan, eksperimen, dan… sedikit mentega.
Karena kadang, cinta sejati memang datang dalam bentuk yang creamy dan hangat.
Baca Juga Artikel dari: Kenikmatan Lapis Surabaya: Kue Legendaris dengan Rasa Tak Tertandingi
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food