Jakarta, odishanewsinsight.com – Sebelum kita membahas soal Croffle Sambal Matah yang pedas menggoda itu, mari kita bahas dulu si “croffle”—si bintang utama dari sajian ini. Croffle adalah gabungan dari dua kata: croissant dan waffle. Kedengarannya fancy? Memang, tapi juga sangat simpel.
Croffle lahir di Korea Selatan dan mulai viral sekitar tahun 2020-an. Bayangkan adonan croissant yang renyah, bermentega, dan flaky itu dipanggang dalam cetakan waffle. Hasilnya? Tekstur garing di luar, lembut dan buttery di dalam, dengan bentuk kotak-kotak khas waffle yang bikin topping gampang meresap.
Di Jakarta, saya pertama kali coba croffle di kedai kopi kecil di Senopati, waktu itu topping-nya standar: cokelat, stroberi, madu. Tapi setelah pandemi lewat dan warung-warung mulai eksperimen, lahirlah versi-versi “liar” dari croffle — termasuk yang kita bahas hari ini: Croffle Sambal Matah.
Keyword semantik: asal-usul croffle, camilan Korea, croissant waffle, tren makanan viral.
Sambal Matah—Dari Bali ke Meja Sarapan Modern
Kalau croffle adalah bagian “barat” dari hidangan ini, sambal matah adalah elemen lokal yang bikin semua jadi tidak biasa. Dan jujur, waktu saya pertama dengar soal perpaduan ini, saya sempat ragu.
Sambal matah bukan sembarang sambal. Ini adalah sambal mentah khas Bali yang terdiri dari irisan halus bawang merah, serai, cabai rawit, minyak kelapa, dan perasan jeruk limau. Rasanya? Segar, pedas, dan sedikit asam. Biasanya dipasangkan dengan ayam betutu, ikan bakar, atau nasi campur Bali.
Tapi dengan croffle?
Sebuah warung kopi di Bandung bernama Kopi dan Komposisi (nama fiktif, tapi inspiratif) adalah yang pertama kali saya lihat memadukan keduanya. Awalnya cuma ide iseng barista-nya, tapi ternyata… meledak. Pelanggan datang bukan untuk kopi, tapi demi “croffle sambel itu, yang aneh tapi enak”.
Dan saya paham kenapa. Waktu saya cobain, gigitan pertama langsung kena kontras rasa: manis buttery dari croffle, langsung disergap pedas gurih dan segar dari sambal matah. Kontras yang nyambung—kayak nonton film action yang ada plot twist lucu di tengah-tengah.
Kenapa Kombinasi “Aneh” Ini Justru Jadi Populer?
Kita hidup di zaman F&B di mana kreativitas nggak punya batas. Sejak kemunculan es kopi susu dengan boba, mi instan carbonara, sampai nasi goreng pakai Nutella (serius, itu pernah ada), para pelaku kuliner sadar satu hal: semakin nyeleneh, semakin viral—asal rasanya tetap enak.
Dan croffle sambal matah termasuk yang berhasil menyeimbangkan antara eksperimen dan eksekusi.
1. Tekstur yang Cocok
Croffle itu punya tekstur garing yang bisa menahan sambal matah. Nggak seperti roti biasa yang mungkin jadi becek, croffle tetap crunchy walau disiram minyak pedas.
2. Rasa Kontras tapi Harmonis
Buttery croissant punya rasa gurih-manis ringan yang surprisingly cocok dengan pedas-segar sambal matah. Itu seperti makan ayam geprek pakai waffle—tapi lebih sophisticated.
3. Budaya “Fusion” yang Lagi Hype
Tren makanan fusion di kalangan Gen Z dan milenial bukan hal baru. Tapi kini bukan soal Western fusion lagi. Justru fusion lokal yang sedang naik daun. “Roti bakar sambal kecombrang,” “Spaghetti rendang,” dan ya, termasuk “Croffle sambal matah.”
Resep dan Cara Bikin Croffle Sambal Matah di Rumah
Kalau kamu penasaran dan ingin mencoba sendiri, kabar baiknya: bikin croffle sambal matah itu gampang banget. Bahkan tanpa oven, kamu bisa pakai cetakan waffle biasa.
Bahan-bahan:
Untuk Croffle:
-
1 pack adonan croissant instan (bisa beli di frozen food)
-
Mentega cair secukupnya
Untuk Sambal Matah:
-
5 siung bawang merah, iris tipis
-
1 batang serai, ambil bagian putihnya, iris tipis
-
7 cabai rawit merah, iris tipis (sesuaikan selera)
-
2 lembar daun jeruk, buang tulangnya, iris halus
-
Perasan jeruk limau / jeruk sambal
-
Garam, gula secukupnya
-
Minyak kelapa panas (sekitar 3 sdm)
Cara Membuat:
-
Croffle:
-
Panaskan cetakan waffle.
-
Oles adonan croissant dengan mentega.
-
Panggang di cetakan waffle sekitar 5-7 menit hingga garing keemasan.
-
-
Sambal Matah:
-
Campurkan semua bahan irisan dalam mangkuk.
-
Tambahkan garam dan gula.
-
Siram dengan minyak kelapa panas, aduk rata.
-
-
Penyajian:
-
Letakkan croffle di piring.
-
Siram sambal matah di atasnya atau sajikan terpisah.
-
Saran saya? Tambahkan topping opsional seperti abon ayam atau keju parut buat sensasi ekstra.
Potensi Bisnis dan Tren Masa Depan Croffle Sambal Matah
Bicara soal makanan unik, selalu ada celah untuk jadi peluang bisnis. Terutama jika menyasar pasar anak muda yang doyan eksplorasi rasa dan Instagramable content.
1. Visual yang Menjual
Croffle dengan warna emas keemasan ditimpa sambal merah segar… well, siapa yang bisa menolak jepretan itu di Instagram atau TikTok?
Bahkan ada akun food vlogger yang bilang: “Croffle sambal matah ini kayak makanan moodbooster. Sakit hati pun rasanya reda kalau makan ini.”
2. Cocok untuk Cloud Kitchen dan Jualan Online
Produksi croffle relatif mudah dan tidak perlu tempat makan besar. Sangat cocok untuk konsep cloud kitchen atau booth kecil di food bazaar.
3. Varian Rasa Potensial
Bayangkan pengembangan varian: croffle sambal kecombrang, croffle rendang, croffle sambal roa. Satu varian unik bisa jadi menu unggulan brand lokal. Kuncinya tetap satu: eksperimen, tapi tetap enak.
Kesimpulan: Croffle Sambal Matah Bukan Sekadar Gimmick—Ini Perayaan Rasa dan Kreativitas
Sebagai pembawa berita dan penikmat kuliner lokal maupun internasional, saya percaya: makanan terbaik adalah yang lahir dari keberanian eksperimen dan cinta pada bahan lokal. Dan croffle sambal matah adalah wujud dari keduanya.
Ini bukan soal cocok atau nggak cocok. Ini soal membuka pikiran untuk rasa-rasa baru, dan memberi tempat bagi warisan kuliner lokal seperti sambal matah untuk tampil di panggung modern.
Jadi, lain kali kamu lihat croffle “aneh” di menu kafe lokal, jangan langsung skeptis. Mungkin kamu sedang berada di depan inovasi kuliner selanjutnya.
Dan kalau belum coba croffle sambal matah? Ya… kamu tahu harus ngapain.
Baca Juga Artikel dari: Pulut Panggang: Kuliner Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Food