Tue. May 13th, 2025
Kelas Pilates

Dulu aku selalu berpikir kalau mau badan sehat dan langsing, harus ikut gym yang keras—lari di treadmill, angkat beban, atau ikut HIIT sampai ngos-ngosan. Tapi semua itu sering bikin aku merasa kalah duluan. Sampai akhirnya, aku ketemu Kelas Pilates. Dan sejak pertama ikut kelas, aku cuma bisa bilang: “kenapa aku nggak mulai dari dulu?”

Pilates mengubah cara pandangku soal olahraga. Bukan cuma karena gerakannya lembut dan minim benturan, tapi karena efeknya terasa menyeluruh—dari postur tubuh yang membaik, pikiran lebih fokus, sampai kepercayaan diri yang meningkat.

Kalau kamu sedang cari olahraga yang tidak mengintimidasi tapi tetap powerful, mungkin kelas Pilates rutin bisa jadi titik balik yang kamu butuhkan.

Pertama Kali Masuk Kelas Pilates: Deg-degan tapi Nyaman

Kelas Pilates

Aku masih ingat hari pertama ikut kelas Pilates. Ruangan studio tenang, wangi lavender, dan ada cahaya alami yang masuk lewat jendela besar. Instrukturnya menyapa hangat, dan para peserta terlihat beragam: ada yang muda, ada juga ibu-ibu usia 50-an. Rasanya langsung adem.

Aku sempat takut nggak bisa ngikutin. Tapi ternyata gerakannya pelan, fokus ke pernapasan dan pengendalian otot. Dan karena instruktur membimbing dengan sabar, aku pun bisa menikmatinya.

Selesai sesi 60 menit, aku kaget karena merasa segarnya beda. Badan enteng, punggung terasa tegak, dan otakku kayak disetel ulang. Sejak saat itu, aku mulai rutin ikut seminggu 2–3 kali.

Apa Itu Kelas Pilates?

Pilates adalah metode latihan yang dikembangkan oleh Joseph Pilates di awal abad ke-20. Tujuannya adalah untuk menguatkan tubuh dari inti (core), meningkatkan fleksibilitas, memperbaiki postur, dan menyeimbangkan tubuh serta pikiran.

Ciri khas Pilates:

  • Fokus pada pernapasan

  • Gerakan yang terkontrol dan presisi

  • Aktivasi otot dalam (deep muscle)

  • Minim risiko cedera

  • Bisa dilakukan tanpa alat (mat) atau dengan alat bantu seperti Reformer, Cadillac, dan bola

Banyak orang mengira Pilates sama dengan yoga. Tapi sebenarnya beda. Yoga lebih mengalir dan spiritual, sedangkan Pilates lebih teknis dan terfokus pada stabilisasi tubuh. Meskipun sama-sama low impact, hasilnya bisa sangat berbeda.

Manfaat Kelas Pilates Rutin Berdasarkan Pengalamanku

Aku nggak akan melebih-lebihkan, tapi ini efek yang benar-benar aku rasakan setelah 3 bulan konsisten ikut kelas Pilates:

1. Postur Tubuh Membaik

Aku dulu sering bungkuk tanpa sadar, apalagi kalau duduk lama. Tapi sekarang, punggungku lebih lurus dan terasa “siaga”. Orang-orang bahkan komentar, “kok sekarang jalanmu lebih tegap ya?”

2. Sakit Punggung Berkurang

Karena duduk kerja seharian, punggung bawahku sering pegal. Setelah rutin latihan Pilates, rasa itu hilang perlahan. Karena ternyata banyak gerakan Pilates yang memperkuat otot-otot penyangga tulang belakang.

3. Otot Terbentuk Tanpa Terlihat “Berotot”

Pilates membentuk otot panjang dan ramping, bukan bulky. Aku jadi lebih fit tanpa kelihatan “berotot besar”.

4. Napas Lebih Teratur dan Dalam

Di Pilates, kamu akan belajar menyelaraskan gerakan dengan napas. Efeknya terasa bahkan di luar kelas—aku jadi lebih jarang ngos-ngosan dan lebih tenang saat cemas.

5. Pikiran Lebih Fokus dan Mindful

Meskipun ini latihan fisik, ternyata dampaknya juga mental. Karena kamu harus sadar penuh akan tubuhmu, otomatis kamu jadi lebih terkoneksi dengan diri sendiri.

Jenis Kelas Pilates

Awalnya aku hanya tahu Pilates mat, tapi ternyata ada beberapa jenis kelas yang bisa dipilih sesuai kebutuhan:

1. Mat Pilates

Dilakukan di atas matras. Fokus pada berat badan sendiri. Cocok untuk pemula dan bisa dilakukan di rumah.

2. Reformer Pilates

Menggunakan alat seperti tempat tidur kecil dengan sistem pegas. Gerakannya bisa lebih variatif dan intens. Cocok untuk pemula maupun lanjutan.

3. Clinical Pilates

Biasanya dipandu oleh fisioterapis. Cocok untuk rehabilitasi atau mereka dengan keluhan tubuh tertentu.

4. Pilates Prenatal dan Postnatal

Dirancang khusus untuk ibu hamil dan pasca melahirkan. Membantu menjaga kekuatan dasar panggul dan mempercepat pemulihan.

Aku sendiri memulai dari mat Pilates, lalu mencoba reformer dan langsung jatuh cinta karena rasanya seperti bermain sambil latihan.

Alat-Alat Pendukung Kelas Pilates

Meski bisa dilakukan tanpa alat, kadang-kadang kelas Pilates menggunakan beberapa alat bantu seperti:

  • Bola kecil untuk latihan core

  • Resistance band untuk toning

  • Magic circle untuk aktivasi otot

  • Foam roller untuk peregangan dan relaksasi

  • Blocks dan mat untuk kenyamanan

Kalau kamu mau latihan di rumah, cukup siapkan matras berkualitas dan mungkin satu dua alat tambahan. Aku beli semua di toko online lokal dan gak sampai Rp300 ribuan.

Tips Konsisten Ikut Kelas Pilates

Dulu aku suka loncat-loncat olahraga: hari ini zumba, besok lari, lalu bosan. Tapi dengan Pilates, aku bisa konsisten karena:

  1. Aku lihat hasil nyata tanpa rasa tersiksa.

  2. Lingkungan kelas yang suportif bikin semangat datang.

  3. Aku jadikan ini waktu “me-time” yang nggak boleh diganggu.

Kalau kamu juga ingin mulai rutin, ini tipsnya:

  • Pilih jadwal yang tetap, misal Senin-Kamis pukul 18.00

  • Jangan tunggu motivasi, langsung daftar dan bayar kelas

  • Temukan studio yang cocok dengan vibe-mu

  • Bawa teman atau kenalan agar lebih seru

  • Catat progresmu (misal: bisa tahan plank lebih lama)

Kapan Hasilnya Terlihat?

Aku pribadi mulai merasa bedanya di minggu ke-2, dan benar-benar “terlihat” di minggu ke-6. Baju terasa lebih longgar, perut nggak mudah kembung, dan mood lebih stabil.

Tapi ingat, hasil tiap orang bisa berbeda. Fokuslah ke konsistensi dan rasa nyaman, bukan angka di timbangan.

Apakah Kelas Pilates Cocok untuk Semua Orang?

Jawabannya: ya, hampir semua orang bisa coba Pilates. Bahkan untuk:

  • Lansia

  • Ibu hamil

  • Orang dengan skoliosis ringan

  • Orang dengan nyeri punggung

  • Pemula total tanpa pengalaman olahraga

Tapi tetap konsultasi dulu dengan dokter atau instruktur ya, terutama kalau kamu punya kondisi medis khusus.

Pengalaman Unik di Kelas Pilates

Salah satu hal yang bikin aku betah adalah nuansa kelasnya yang inklusif. Aku bertemu ibu rumah tangga, barista, manajer perusahaan, bahkan nenek 60 tahun yang masih bisa menekuk badan lebih lentur dariku. Hebat banget.

Pernah suatu sesi, kami tertawa bareng karena satu gerakan terasa konyol. Tapi justru momen itu bikin aku sadar: Pilates bukan soal kesempurnaan gerakan, tapi soal hadir di tubuh sendiri.

Gaya Hidup yang Mendukung Latihan Kelas Pilates

Aku juga mulai menyesuaikan lifestyle biar hasilnya maksimal:

  • Tidur cukup

  • Makan real food (bukan diet ketat, tapi lebih mindful)

  • Minum air putih banyak

  • Jaga postur saat duduk kerja

  • Stretching ringan di pagi hari

Keseimbangan ini bikin manfaat Pilates lebih terasa—bukan hanya saat kelas, tapi juga sepanjang hari.

Kesimpulan: Pilates Mungkin Ringan, Tapi Dampaknya Dalam

Kalau kamu pernah merasa olahraga itu melelahkan, penuh tekanan, atau terlalu kompetitif—coba deh beri kesempatan pada Pilates. Karena menurutku, Pilates adalah bentuk cinta diri yang sederhana tapi mendalam.

Latihan yang pelan tapi penuh makna. Gerakan yang ringan tapi mengaktifkan bagian tubuh yang selama ini terlupakan. Dan efeknya bukan cuma di tubuh, tapi juga di cara kita memandang hidup.

Sekarang aku bisa bilang: aku nggak olahraga buat kurus, tapi buat kuat dan nyaman di tubuh sendiri. Dan Pilates membantu banget buat itu.

Hilangkan stress dengan melakukan: Detox Digital Mingguan: Bebaskan Diri dari Gadget

Author