Jujur aja, dulu saya termasuk orang yang skeptis sama istilah “self reward.” Saya pikir itu cuma alasan orang buat boros atau manja. Tapi semua berubah setelah saya kerja kantoran selama beberapa tahun dan mulai sadar, hidup bukan sekadar ngejar target dan angka—tapi juga soal menjaga kewarasan.
Ada masa ketika saya terlalu keras sama diri sendiri. Tiap minggu kerja 5–6 hari, weekend pun masih mikir tugas kantor. Sampai akhirnya saya sadar satu hal penting: saya capek. Bukan cuma fisik, tapi mental juga mulai terkikis. Bangun pagi rasanya berat, nonton film pun nggak bisa menikmati, dan tiap hari terasa kayak hari Senin.
Dari situlah saya belajar mengenal konsep self reward—bukan sebagai pelarian, tapi sebagai bentuk menghargai diri sendiri. Karena ternyata, kasih hadiah kecil ke diri sendiri setelah seminggu penuh berjuang, bisa bikin semangat hidup saya balik lagi. Serius.
Apa Itu Self Reward dan Kenapa Penting Banget?
Self reward adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri atas usaha dan kerja keras yang sudah dilakukan. Bentuknya bisa macam-macam: dari jajan makanan favorit, me time, staycation, sampai beli buku atau skincare impian.
Self reward bukan berarti konsumtif. Tapi lebih ke “mengisi ulang tangki emosional” kita agar nggak burnout. Kadang kita terlalu sibuk menyenangkan orang lain, ngejar deadline, atau memenuhi ekspektasi sosial, sampai lupa bahwa diri sendiri juga butuh dimanja, walau cuma sebentar.
Penelitian bahkan menunjukkan bahwa memberi hadiah kepada diri sendiri bisa membantu meningkatkan hormon dopamin—yang bikin kita merasa senang dan termotivasi. Dilansir dari Alodokter, self reward secara tepat bisa memperkuat hubungan positif antara tindakan dan penghargaan, sehingga mendorong kebiasaan sehat.
Manfaat Self Reward yang Saya Rasakan Langsung
1. Mengurangi Stres dan Tekanan
Salah satu hal yang langsung saya rasakan setelah rutin self reward adalah tingkat stres yang menurun drastis. Dulu, saya gampang cemas bahkan soal hal-hal kecil. Tapi setelah tahu saya punya waktu di akhir minggu untuk “bernapas,” saya jadi lebih tenang saat menghadapi tekanan kerja.
2. Motivasi Naik Tanpa Paksaan
Aneh tapi nyata—saya jadi lebih produktif hari Senin karena tahu kalau weekend depan saya bakal “dihadiahi.” Otak saya kayak ngerti bahwa ada hadiah di ujung perjuangan. Itu yang bikin saya semangat ngadepin minggu yang berat.
3. Menumbuhkan Rasa Cinta Diri
Dulu saya gampang ngerasa “kurang.” Kurang produktif, kurang disiplin, kurang pintar. Tapi sejak saya mulai rutin memberi penghargaan ke diri sendiri, saya jadi lebih mampu mengapresiasi proses dan pencapaian kecil.
4. Meningkatkan Keseimbangan Hidup
Hidup saya jadi lebih berirama. Nggak melulu kerja, tapi juga ada jeda buat menikmati. Weekend nggak cuma jadi tempat “tidur dan nyuci,” tapi waktu yang saya dedikasikan buat reconnect sama diri sendiri.
Bentuk Self Reward Favorit Saya (dan Bisa Kamu Coba Juga)
1. Nonton Film Sendiri di Bioskop
Saya suka banget sensasi masuk bioskop sendirian, beli popcorn, dan tenggelam dalam cerita. Rasanya kayak me time yang elegan dan powerful. Nggak perlu ajak siapa-siapa, nggak perlu ngobrol—cuma saya dan layar lebar.
2. Ngopi di Coffee Shop Favorit
Satu jam di coffee shop sambil baca buku atau dengerin podcast bisa jadi self reward luar biasa. Saya selalu pilih tempat yang ambience-nya tenang dan baristanya nggak maksa ngobrol.
3. Staycation Singkat
Nggak harus mewah. Kadang saya pilih penginapan unik di dalam kota. Bawa laptop buat nulis bebas, mandi air hangat, dan tidur nyenyak tanpa gangguan.
4. Jalan Kaki Tanpa Tujuan
Pernah coba jalan kaki sore tanpa arah? Saya pernah, dan ternyata menenangkan banget. Melihat sekitar, menyapa orang asing, beli es teh pinggir jalan. Hal simpel yang bikin bahagia.
5. Selfcare: Maskeran, Skincare, dan Tidur Siang
Weekend saya sering dedikasikan buat tubuh: scrub badan, mandi lama, maskeran, skincare full step, dan tidur siang. Sepele? Iya. Tapi efeknya? Mantap.
Self Reward Nggak Harus Mahal
Banyak orang salah sangka. Mereka pikir self reward = belanja mewah. Padahal, banyak banget bentuk penghargaan ke diri sendiri yang nyaris tanpa biaya, tapi tetap ngasih efek bahagia:
-
Nonton film lama favorit di rumah
-
Bikin playlist musik baru dan nikmati sambil rebahan
-
Tidur siang tanpa alarm
-
Bersih-bersih kamar sambil pasang aromaterapi
-
Tulis jurnal penuh rasa syukur
-
Masak makanan enak versi kamu sendiri
Kuncinya bukan di seberapa besar hadiahnya, tapi seberapa tulus kita memberi dan menerima momen itu buat diri sendiri.
Cara Merencanakan Self Reward yang Sehat dan Bertanggung Jawab
Agar self reward nggak berubah jadi pelarian atau pemborosan, ini prinsip yang saya pakai:
1. Hubungkan dengan Pencapaian
Saya nggak asal-asalan kasih hadiah ke diri sendiri. Biasanya saya buat target harian/mingguan. Misalnya: “Kalau bisa menyelesaikan laporan sebelum Jumat, Sabtu boleh nonton di bioskop.”
2. Beri Batas Waktu dan Budget
Saya tentukan durasi dan biaya. Misalnya, “Total self reward bulan ini maksimal Rp300.000.” Dengan begitu saya tetap punya kontrol.
3. Hindari Reward yang Bikin Stres Baru
Jangan self reward dengan utang! Belanja pakai paylater demi merasa senang sesaat bisa jadi bumerang. Saya pernah ngalamin itu, dan rasanya lebih capek mentalnya.
4. Evaluasi Dampaknya
Setelah reward, saya suka refleksi: “Apakah ini benar-benar bikin saya recharge atau justru bikin capek baru?” Kalau jawabannya positif, saya lanjut. Kalau enggak, saya ubah bentuk reward-nya.
Self Reward vs Self Sabotage: Beda Tipis Tapi Krusial
Ada masa ketika saya pakai “self reward” sebagai alasan buat ngeskip kerjaan, jajan berlebihan, atau buang waktu di media sosial. Itu bukan self reward, tapi lifestyle self sabotage.
Bedanya?
-
Self reward = bentuk penghargaan setelah kerja keras
-
Self sabotage = alasan pembenaran buat kabur dari tanggung jawab
Itu kenapa penting banget punya niat yang jelas dan tetap mindful saat memberi diri sendiri hadiah. Jangan sampai niatnya healing malah jadi debt-trap atau guilt-trip.
Self Reward dan Kesehatan Mental
Saya percaya bahwa orang yang tahu cara menghargai dirinya sendiri lebih cenderung sehat secara mental. Self reward adalah latihan kasih sayang ke diri sendiri. Dan dalam dunia yang serba cepat ini, kasih sayang ke diri sendiri sering jadi hal yang terlupakan.
Bahkan dalam terapi psikologi, memberi waktu untuk self reward bisa membantu pasien meredakan gejala kecemasan dan depresi ringan. Karena memberi jeda dari tekanan tanpa rasa bersalah itu menyembuhkan.
Kalau kamu sedang berjuang menjaga kewarasan dan butuh afirmasi: kamu berhak bahagia. Kamu layak istirahat. Dan kamu nggak harus menunggu sempurna untuk memberi hadiah ke diri sendiri.
Akhir Pekan Jadi Lebih Bermakna
Dulu, akhir pekan saya cuma jadi momen balas dendam tidur. Sekarang, saya pakai akhir pekan sebagai waktu sakral untuk self reward. Entah itu ke toko buku, masak makanan favorit, atau sekadar mandi lama tanpa tergesa.
Weekend bukan lagi waktu kosong yang cepat habis, tapi waktu istimewa buat merayakan keberadaan diri saya sendiri.
Penutup: Hadiahi Dirimu, Kamu Pantas Dapat Itu
Hidup ini berat. Kadang kita gagal, ditolak, dibentak, dikejar waktu, dan merasa tidak cukup. Tapi di tengah semua itu, kamu tetap bertahan. Dan itu layak dirayakan.
Self reward bukan kemewahan. Itu kebutuhan. Itu cara sederhana bilang, “Aku menghargai kamu” ke diri sendiri.
Jadi weekend nanti, coba deh. Hadiahi dirimu. Nggak harus besar. Yang penting tulus. Karena kamu pantas menerimanya.
Cepat, mudah, dan cocok untuk diet. Coba sensasi rasa dari: Protein Shake Diet: Tambahan Nutrisi Tanpa Ribet