Namanya memang tak sepopuler Parangtritis atau Tanjung Benoa. Tapi siapa pun yang pernah menjejakkan kaki di Pantai Ulee Lheue akan sepakat: tempat ini punya ketenangan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata biasa.
Saya pertama kali ke sini tahun 2022, dalam perjalanan ke Sabang lewat Pelabuhan Ulee Lheue. Awalnya cuma singgah sebentar karena ferry delay. Tapi dalam 30 menit itu, saya jatuh cinta. Angin lautnya ringan, airnya jernih, dan langit sore yang mengubah warna setiap menit seperti lukisan interaktif.
Lalu saya kembali. Kali ini bukan karena ferry, tapi karena hati saya betah.
Pantai ini tidak mencoba jadi pusat keramaian. Ia tidak keras, tidak mencolok, dan tidak mencoba menyaingi pantai mainstream lain di Indonesia. Tapi justru itu kekuatannya. Di tengah dunia yang serba bising, Ulee Lheue menawarkan sepotong keheningan yang menyegarkan.
Lokasi, Akses, dan Tips Datang ke Pantai Ulee Lheue
Sebelum terlalu larut dalam romantisasi, mari kita bahas teknisnya.
Lokasi
Pantai Ulee Lheue terletak di Kecamatan Meuraxa, hanya sekitar 5 km dari pusat Kota Banda Aceh. Akses menuju pantai ini sangat mudah—bisa dijangkau dengan motor, mobil, atau ojek online. Dan ya, buat anak Gen Z yang doyan ngevlog, sinyal di sini cukup stabil kok.
Cara ke Sana:
-
Dari Bandara Sultan Iskandar Muda, waktu tempuh sekitar 25-30 menit.
-
Kalau dari Masjid Raya Baiturrahman, cuma 10-15 menit naik motor.
-
Kalau kamu naik ferry ke Sabang, pantai ini cuma 3 menit jalan kaki dari pelabuhan.
Waktu Terbaik Kunjungan
-
Pagi: untuk sunrise dan jogging santai
-
Sore: golden hour di sini luar biasa banget. Matahari tenggelam di cakrawala Laut Andaman dengan gradasi langit yang sulit ditiru filter Instagram manapun.
Tiket Masuk
Gratis. Yes, kamu gak salah baca. Pantai ini belum ditarik retribusi khusus. Tapi kalau bawa kendaraan, ada biaya parkir Rp2.000–Rp5.000.
Tips Singkat:
-
Pakai sandal jepit aja, pasirnya halus.
-
Bawa matras lipat atau kain untuk duduk-duduk.
-
Beli cemilan dari warung lokal, jangan dari minimarket. Lebih otentik.
-
Jangan buang sampah sembarangan. Serius. Tempat ini masih bersih.
Aktivitas Seru di Pantai Ulee Lheue: Dari Santai sampai Healing Total
Meski pantai ini cenderung tenang, bukan berarti kamu akan kehabisan aktivitas.
a. Duduk-duduk Nggak Ngapa-ngapain (dan Itu Sah)
Jangan remehkan aktivitas yang satu ini. Duduk di atas pasir, memandangi laut, mendengarkan debur ombak… itu bukan kemalasan, itu perawatan jiwa. Banyak orang kota lupa rasanya “tidak melakukan apa-apa”. Di Ulee Lheue, itu justru hal terbaik yang bisa kamu lakukan.
b. Naik Perahu Kayu ke Tengah
Kalau mau sedikit petualangan, kamu bisa sewa perahu kayu milik nelayan setempat. Mereka biasanya bersedia mengantar keliling 20–30 menit ke tengah laut dengan biaya Rp20.000–Rp30.000 per orang. Sensasi laut lepasnya beda.
c. Main Drone dan Motret Landscape
Langit yang bersih, garis pantai memanjang, perahu-perahu kecil, dan air laut yang kadang kehijauan membuat pantai ini surga untuk drone photography. Banyak content creator lokal memanfaatkan Ulee Lheue untuk konten healing visual.
d. Ngobrol dengan Warga Lokal
Ada banyak cerita di balik pantai ini. Salah satunya: kisah tsunami 2004. Ulee Lheue pernah luluh lantak. Tapi justru dari reruntuhan itu, warga bangkit. Kamu akan mendengar banyak cerita inspiratif dari mereka yang bertahan. Tapi tentu, tanya dengan sopan, ya. Trauma tak bisa dipaksa diceritakan.
Anekdot: Saya pernah duduk berdua dengan seorang bapak tua bernama Pak Hasan. Ia kehilangan dua anak saat tsunami. Tapi sekarang, setiap pagi ia datang ke pantai ini untuk memberi makan burung dan “bicara dengan ombak”. Menurutnya, itu cara dia tetap waras. Dalam diam, saya belajar banyak dari pantai ini.
Kulineran di Sekitar Pantai Ulee Lheue: Simpel, Segar, dan Mengenyangkan
Makan di tepi pantai itu selalu punya daya tarik tersendiri. Apalagi kalau makanannya enak dan harganya gak bikin kantong teriak.
Pilihan Kuliner Lokal:
-
Rujak Aceh:
Kombinasi buah segar, bumbu kacang, dan aroma jeruk kunci. Beda banget dari rujak Jawa. -
Mi Aceh Kepiting Pinggir Jalan:
Rasanya? Menggigit, pedas, dan super gurih. Tambah teh tarik biar makin mantap. -
Es Timun Serut + Selasih:
Segelas minuman ini bisa menyelamatkanmu dari sengatan matahari Aceh. -
Ikan Bakar Sambal Rawan:
Di beberapa warung, kamu bisa pesan ikan segar dari tangkapan nelayan. Dibakar langsung, disajikan hangat dengan sambal khas.
Kafe Kekinian?
Yes, sudah ada beberapa. Di sekitaran pantai, muncul tempat-tempat nongkrong estetik yang menyajikan kopi Gayo, banana fritters, sampai pancake durian. Tapi saran saya: coba makanan lokal dulu. Biar kamu gak cuma kenyang, tapi juga dapat pengalaman rasa yang “bercerita”.
Lebih dari Sekadar Pantai: Ulee Lheue dan Jejak Sejarah Tsunami
Tidak bisa bicara tentang Ulee Lheue tanpa menyebut tsunami 2004. Pantai ini adalah salah satu kawasan terparah saat itu. Ratusan nyawa hilang. Rumah-rumah hancur. Masjid Ulee Lheue yang kini berdiri anggun sempat digenangi air laut hingga sepinggang.
Tapi hari ini, Ulee Lheue adalah simbol kebangkitan.
Masjid Apung dan Memorial
-
Masjid Ulee Lheue masih berdiri sebagai saksi sejarah. Banyak wisatawan datang ke sini, bukan hanya untuk ibadah, tapi untuk refleksi.
-
Tak jauh dari pantai, ada Museum Tsunami Aceh dan Kapal PLTD Apung—dua situs memorial yang kuat secara emosional.
Pelabuhan Menuju Sabang
Pantai ini juga jadi titik strategis karena dekat dengan pelabuhan ferry ke Sabang. Jadi banyak traveler singgah sejenak, mengisi energi sebelum petualangan ke Pulau Weh. Kalau kamu cukup beruntung, kamu bisa menyaksikan matahari terbenam sambil kapal ferry melaju di kejauhan—sebuah lukisan hidup yang tak akan kamu lupakan.
Penutup: Ulee Lheue, Pantai yang Menyembuhkan
Pantai Ulee Lheue bukan tempat untuk pesta. Bukan pula destinasi untuk cari hiburan instan. Tapi jika kamu mencari keheningan yang menyentuh, keindahan yang tidak mengintimidasi, dan kisah yang mengajarkan kekuatan dari kesedihan—maka pantai ini akan jadi tempat yang membuatmu kembali sebagai versi dirimu yang lebih tenang.
Dalam satu sore yang sunyi, di tepi air yang tenang, kamu akan tahu kenapa pantai ini tak butuh gemerlap untuk meninggalkan kesan mendalam.
Dan mungkin, di tengah semburat jingga langit Banda Aceh, kamu akan menemukan sesuatu yang bahkan tidak kamu tahu sedang kamu cari.
Baca Juga Artikel dari: Benteng Indra Patra: Warisan Islam di Ujung Aceh Bikin Kagum
Baca Juga konten dengan Artikel Terkait Tentang: Travel