Kamu pernah nggak, masuk ke sebuah kafe cuma karena lihat fotonya estetik banget di Instagram? Saya pernah, dan nggak cuma sekali. Entah kenapa, ada kepuasan tersendiri ketika bisa menikmati secangkir kopi dan sepotong pastry di tempat yang cantik, tenang, dan punya lighting bagus buat selfie atau foto makanan. Itulah kekuatan dari yang disebut pastry cafe aesthetic. Kafe yang bukan cuma menjual rasa, tapi juga suasana.
Pastry cafe aesthetic ini makin booming beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, hingga Bali. Tempatnya nyaman, interiornya penuh gaya, dan makanannya—meskipun kadang nggak murah—bikin kita rela antre dan posting hasil jepretannya dulu sebelum disantap. Jadi nggak heran kalau kafe-kafe ini jadi tujuan utama para pencari inspirasi visual, freelancer, atau sekadar remaja yang butuh tempat ngumpul sore-sore.
Kenapa Pastry Cafe Aesthetic Diminati?
Alasannya simpel: karena orang sekarang cari pengalaman, bukan cuma produk. Dulu mungkin kita ngopi karena butuh kafein, sekarang ngopi karena mau ngobrol, ngerjain tugas, atau update story. Dan suasana tempat ngopi jadi faktor utama. Kafe dengan nuansa pastel, lampu-lampu hangat, kursi rotan, bunga-bunga segar, dan tentu saja piring cantik buat croissant—itu semua jadi nilai jual yang nyata.
Apalagi buat generasi konten. Feed Instagram yang cantik bisa dapat dari satu kunjungan ke pastry cafe. Bahkan kalau bisa, outfit kita dicocokkan dulu sama warna interior kafenya. Cringe? Mungkin. Tapi begitulah realita media sosial hari ini.
Unsur yang Bikin Pastry Cafe Jadi Aesthetic
Pertama, warna. Warna-warna pastel seperti dusty pink, mint green, atau baby blue langsung bikin tempat terkesan soft dan manis. Ditambah sentuhan kayu muda, lampu gantung, dan mungkin ubin maroko buat aksen lantai—itu udah jadi resep ampuh cafe yang instagramable.
Kedua, pencahayaan. Kafe aesthetic selalu punya pencahayaan natural. Jendela besar, tirai putih tipis, dan pencahayaan hangat bikin ruangan terlihat cerah tapi lembut di kamera. Lighting ini juga penting banget buat foto makanan.
Ketiga, props dan detail interior. Ada bunga kering, cermin besar, rak kayu penuh buku, bahkan meja bundar kecil dengan taplak renda. Kadang memang kelihatan penuh, tapi justru itu yang bikin fotonya punya character.
Terakhir tentu saja plating. Pastry di kafe-kafe aesthetic nggak cuma enak, tapi juga cantik dilihat. Piring keramik handmade, sendok kecil emas, dan hiasan daun mint itu semua dipikirin betul. Kita makan mulai dari mata duluan.
Jenis Pastry Andalan
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang nggak kalah penting: makanannya. Di pastry cafe aesthetic, biasanya kita akan nemu pilihan pastry dari yang klasik sampai fusion kekinian. Croissant, pain au chocolat, dan cruffin (croissant + muffin) hampir pasti ada. Lalu ada choux, tart buah, eclair, dan berbagai puff pastry.
Beberapa kafe juga mulai menghadirkan Japanese style pastry seperti matcha roll cake atau mochi tart. Dan jangan lupakan cheesecake ala Jepang yang lembutnya bikin meleleh. Kalau kafe-nya mau tampil beda, biasanya mereka punya menu seasonal seperti croissant isi kurma waktu Ramadan atau choux isi stroberi lokal saat panen.
Oh iya, pairing pastry dengan minuman juga penting. Latte art? Wajib. Selain itu juga banyak kafe yang punya teh bunga dengan warna-warna cantik yang cocok difoto bareng pastry.
Pengalaman Pribadi di Beberapa Pastry Cafe Aesthetic
Saya pernah ke satu kafe di kawasan Senopati yang tempatnya kecil tapi cantik banget. Hanya ada sekitar lima meja, semuanya warna putih dengan bangku kayu melengkung. Di meja ada vas kecil isi bunga segar. Mereka punya croissant almond isi vanilla custard yang lumer dan aroma butternya kuat banget. Saya duduk dekat jendela dan cahaya masuk sempurna buat foto. Saya upload ke Instagram, dan langsung ada yang tanya “Di mana nih?”
Lain waktu, saya ke sebuah kafe aesthetic di Bandung. Tempatnya hidden gem banget, masuk gang kecil, tapi interiornya rustic dan elegan. Mereka nggak banyak menu, tapi eclair-nya luar biasa. Rasanya nggak terlalu manis, dan plating-nya top. Saya bahkan beli dua, satu buat dimakan langsung, satu lagi buat difoto lebih bagus di rumah. Begitulah hidup di zaman sekarang: demi konten lifestyle.
Peran Pastry Cafe dalam Gaya Hidup Urban
Pastry cafe sekarang bukan cuma tempat beli kue. Dia jadi tempat kerja remote, tempat diskusi proyek, sampai tempat ngedate. Bahkan banyak yang pilih cafe buat photoshoot casual prewedding, karena suasananya memang mendukung banget.
Buat anak muda yang ingin terlihat “on trend”, nongkrong di cafe aesthetic sudah jadi semacam pernyataan gaya hidup. Nggak heran kalau banyak pemilik cafe menyusun dekorasi interior dengan sangat serius, bahkan sampai konsultasi dengan interior designer hanya untuk memastikan setiap sudut bisa dipakai foto.
Pastry Cafe dan Tren Bisnis Kuliner
Dari sisi bisnis, pastry cafe aesthetic ini terbukti cukup menjanjikan. Meski harga produknya tidak murah, pelanggan rela membayar lebih demi suasana dan pengalaman. Harga satu croissant bisa Rp30.000–Rp50.000, dan itu laku keras.
Hal ini menunjukkan bahwa saat ini nilai dari makanan bukan cuma di rasa, tapi juga visual dan atmosfer. Banyak pemilik cafe memanfaatkan media sosial untuk pemasaran. Feed Instagram mereka seperti galeri seni: bersih, terang, dan penuh estetika.
Dan karena daya saing tinggi, menu pastry juga semakin inovatif. Ada croissant warna-warni, tart dengan desain minimalis, hingga pastry yang dibuat kolaborasi dengan seniman lokal. Estetika sudah menjadi bagian dari identitas merek.
Rekomendasi Pastry Cafe Aesthetic
Berikut beberapa tempat yang bisa kamu coba kunjungi kalau ingin pengalaman pastry + aesthetic:
-
But First Coffee & Croissant – Jakarta
Kecil, terang, dan croissant-nya luar biasa renyah. Cocok buat kerja sambil ngopi. -
Liberty Bakery – Bandung
Desainnya simple-modern dan menu pastrynya bergaya Eropa klasik. -
SOU Coffee – Surabaya
Interior dominan putih dengan aksen kayu. Mereka punya matcha tart yang wajib dicoba. -
Hubble Scoop – Jogja
Kalau suka tempat manis, ini wajib. Interior pink lembut dan pastry-nya semuanya cantik. -
Coco Cafe – Bali
Dekat pantai, penuh tanaman tropis, croissant isi kelapa panggang jadi andalan mereka.
Setiap Pastry Cafe punya keunikan sendiri, tapi semuanya punya satu kesamaan: aesthetic. Baik dari tempatnya, makanannya, maupun cara penyajiannya.
Tips Maksimalkan Kunjunganmu
Kalau kamu memang berniat foto-foto saat ke pastry cafe, berikut tips dari saya:
-
Datang pagi saat cafe baru buka, karena masih sepi dan lighting alami paling bagus.
-
Pilih tempat duduk dekat jendela atau lampu gantung cantik.
-
Bawa properti kecil seperti buku cantik atau bunga kering untuk dekor tambahan.
-
Gunakan filter warna hangat atau preset pastel biar fotomu makin lembut.
-
Jangan lupa nikmati makanannya, jangan sampai cuma sibuk foto-foto!
Aesthetic tapi Tetap Rasa Juara
Jangan sampai tertipu penampilan. Ada beberapa Pastry Cafe yang terlalu fokus di visual, tapi pastrynya hambar. Cari tempat yang seimbang antara penampilan dan kualitas rasa. Karena pada akhirnya, makanan tetap buat dimakan, bukan sekadar buat difoto.
Beberapa tempat juga menyertakan deskripsi rasa di menunya, atau bahkan membiarkan pelanggan mencium aroma dulu sebelum memilih. Buat saya, ini tanda cafe yang benar-benar menghargai cita rasa.
Baca juga artikel: Social Media Break: Jeda Sejenak untuk Kesehatan Mental